TEMON (KRJogja.com) - Proses pengurugkan lahan relokasi bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengalami percepatan. Hingga saat ini prosentase pekerjaan sudah mencapai 40 persen padahal pihak rekanan hampir setiap hari menghadapi kendala tingginya intensitas hujan. Langkah tersebut dilakukan untuk memenuhi target sehingga relokasi bisa siap sesuai waktu yang telah ditentukan.
"Sampai hari ini pengurugan sudah sekitar 40 persen, target selesai pengurugan 120 hari kalender. Kalau kontrak kerja mulai 3 Februari maka harus selesai 3 Mei mendatang. Tapi efektif pengurugkan 90 hari kalender, sementara satu bulan sisanya untuk memperbaiki jalan yang rusak karena dilalui truk pengangkut," jelas Kabid Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Zahram Asurawan di lokasi relokasi Desa Glagah, Selasa (28/2).
Menurutnya, proses pengadaan tanah urug dilakukan setelah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten ditetapkan. Tapi karena Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) belum bisa diusulkan maka tidak bisa memulai kontraknya, tapi proses lelangnya sudah sejak 27 Desember 2016 silam. Sementara untuk perhitungan ulang, perencanaan sudah dilaksanakan.
Proses pembangunan relokasi akan berjalan berurutan. Konsultan pendamping dari DIY juga sudah melakukan pematokan, sehingga percepatan pembangunan jalan masuk menjadi prioritas. Kalau satu jalan masuk sudah siap, pekerjaan berikutnya menyiapkan lokasi droping material. "Pengerjaannya harus bertahap, karena proses pengurugkan ternyata juga tidak bisa sekali. Hujan setiap hari menjadi kendala tersendiri, pengangkutan tanah dari lokasi tambang sampai relokasi tidak bisa maksimal," ujarnya. (Rul)