15 Warga Terindikasi Antraks Sudah Sembuh

Photo Author
- Rabu, 18 Januari 2017 | 19:36 WIB

KULONPROGO (KRjogja.com) - Wakijo, salah satu dari 16 warga Pedukuhan Ngaglik Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo yakni Wakijo yang terindikasi terserang penyakit antraks ternyata telah meninggal pada awal Januari 2017 lalu. Pria berusia lanjut tersebut termasuk korban yang mengalami gejala terparah, luka lepuh di tangannya merata. Kendati demikian hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti meninggalnya almarhum.

Seperti diketahui Pedukuhan Ngaglik merupakan daerah asal ditemukannya sapi mati mendadak karena terjangkit antraks. Tercatat 10 dari 16 warga Desa Purwosari yang terindikasi penyakit misterius versi warga berasal dari Ngaglik. Dukuh Ngaglik, Suwaryono mengakui Wakijo merupakan salah satu dari belasan warga yang ikut memotong dan membagikan sapi yang terindikasi terjangkit penyakit yang ditimbulkan bakteri Bacillus antracis tersebut.

Seperti warga yang terjangkit lainnya, Wakijo sempat sembuh setelah berobat. Tapi kesehatannya memburuk sehingga dirawat di rumah sakit. “Mbah Wakijo dirawat di Wates sekitar 10 hari sebelum akhirnya meninggal dunia. Kondisinya memang sudah tua tapi  masih bugar. Saya rasa meninggalnya karena sudah sepuh,” kata Suwaryono, Rabu (18/01/2017).

Menurutnya, warga lain yang juga terindikasi terserang penyakit antraks saat ini semuanya sudah sembuh dan telah beraktifitas seperti biasa. Tim medis puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo juga telah turun ke lapangan mengobati warga sekaligus sosialisasi kesehatan disertai penyemprotan desinfektan di sekitar kandang ternak maupun rumah warga yang terjangkit. Demikian juga hewan ternak warga semuanya sudah dilakukan vaksinasi.

Kepala Dinkes setempat, dr Bambang Haryatno MKes menegaskan pihaknya belum bisa menyimpulkan warga terindikasi antraks yang meninggal itu karena penyakit yang ditimbulkan bakteri Bacillus antracis atau jenis penyakit lain. Apalagi yang bersangkutan juga sudah lanjut usia dan punya riwayat penyakit jantung.

“Setelah dicek di rumah sakit, ditemukan ada jenis bakteri lain sehingga kami belum bisa memastikan antraks atau bukan. Kebetulan yang bersangkutan mengalami gejala yang sama,” ujarnya.

Bambang mengakui, arus informasi terhadap identifikasi kasus tersebut saat ini masih terbatas tingkat kades dan dukuh agar masyarakat tidak resah. Sebagai upaya antisipasi, Dinkes mengimbau masyarakat Purwosari tidak mengkonsumsi daging atau memotong hewan yang dalam kondisi sakit. Selain itu meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. (Rul)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X