"Dongeng Ibu Mencerdaskanku" Upaya Bangkitkan Kebiasaan yang Lama Hilang

Photo Author
- Selasa, 20 Desember 2016 | 17:21 WIB

KULONPROGO (KRjogja.com)- Sebelum era digital muncul, dalam kehidupan masyarakat akrab dikenal yang namanya dongeng. Aktifitas mendongeng saat itu banyak dilakukan para orangtua sebagai ‘petuah’ menyenangkan, sebelum si anak tertidur di pangkuan. Melalui mendongeng banyak nilai yang disampaikan mulai dari nilai-nilai kepahlawanan, kesetiakawanan, persahabatan, persaudaraan, kejujuran maupun nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Di sisi lain, aktifitas mendongeng juga menjadi sarana menjalin kasih sayang antara orangtua dengan anaknya.

Namun saat ini tradisi mendongeng semakin hilang tergerus zaman. Budaya lisan yang telah lama diwariskan secara turun-temurun ini berangsur-angsur mulai langka. Tak banyak lagi orang mendongeng untuk anak tercintanya. Di era yang serba digital sekarang ini, semua orang baik anak-anak hingga orang dewasa banyak disibukkan dengan gadget mereka. Tak ada petuah bijak, tak ada tutur kata bermakna. Semua seakan sibuk dengan jari-jari mereka di atas layar gadget.

Untuk menumbuhkan kembali tradisi mendongeng, Komunitas "Young Mom" menggelar event bertajuk "Dongeng Ibu Mencerdaskanku" di Convention Hall King’s Hotel Jalan KH Ahmad Dahlan Wates Kulonprogo, Minggu (18/12/2016) lalu. Kegiatan ini berupa seminar edukasi dari Paman Gery yang notabene adalah pendongeng, penyiar dan pemain sinetron yang punya kecintaan terhadap dunia anak, serta pembagian 1000 buku dongeng gratis untuk pengunjung. Acara ini juga sekaligus untuk menyambut Hari Ibu.

Ketua Komunitas "Young Mom" sekaligus ketua penyelenggara event, Feindri Devita SSos MA mengatakan, kegiatan yang digelar ini sebagai bentuk kepedulian komunitasnya terhadap eksistensi tradisi mendongeng. “Dongeng jangan sampai hilang dari masyarakat. Keberadaan dongeng harus kita uri-uri, kita lestarikan dan kita jaga bersama-sama. Eksistensi dongeng merupakan wujud kearifan lokal warga masyarakat. Kalau tidak generasi kita sekarang yang peduli, lantas siapa lagi? Kepedulian terhadap dongeng ini penting dilakukan karena dongeng juga merupakan sarana penyambung generasi. Selain itu banyak sekali manfaat dari mendongeng salah satunya adalah memperkuat bonding (ikatan) emosional antara ibu dan anak,” ungkap perempuan yang akrab disapa Vita ini.

Selain edukasi dan pembagian buku gratis, acara juga dimeriahkan dengan lomba ibu mendongeng, lomba fashion bertemakan aku sayang ibu, lomba anak mewarnai gambar cerita rakyat. Masing-masing lomba akan dipilih Juara 1,2 dan 3 serta Juara Harapan 1,2 dan 3. “Untuk lomba kami adakan untuk menambah kemeriahan acara. Total hadiah lombanya mencapai Rp 10 juta. Kami juga membagikan 1000 buku dongeng gratis untuk para pengunjung,” papar Andri Noviana, wakil ketua penyelenggara.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X