WATES (KRjogja.com) - Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Ir Novyan Samyoga mengatakan, Indonesia sudah dua kali menjadi korban 'proxy war' atau perang terselubung menggunakan pihak ketiga untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yakni selama zaman kolonialisme dan imperialisme serta saat perang dingin.Â
Menurut Dan Lanud di tengah pesatnya pembangunan dan bertambahnya populasi penduduk dunia tanpa diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih dan energi saat ini, Indonesia menjadi sasaran 'proxy war'. Â "Kesatuan sikap dari seluruh elemen masyarakat Indonesia sangat diperlukan guna menghadapi ancaman nyata proxy war," jelasnya saat menjadi pembicara dalam Komunikasi Sosial (Komsos) TNI di Ksatrian Kompleks Satuan Radar 215/ Congot, Kulonprogo, Kamis (15/12/2016).
Menurut Marsma TNI Novyan Samyoga, 'prpxy war' Â bentuk nyata intervensi asing baik secara militer maupun nir militer yang timbul akibat persaingan antarbangsa semakin ketat. "Indonesia adalah bangsa besar sehingga sudah sepantasnya tampil di pentas dunia bukan sebagai objek dan pasar semata tapi sebagai aktor utama yang menentukan arah peradaban," terangnya.Â
Karena itu, diperlukan strategi jitu mengatasinya yakni membangun jiwa bangsa agar cinta tanah air. Memperkuat Pancasila sebagai ideologi Negara pemersatu bangsa, membangun sendi-sendi kehidupan beragama, meningkatkan pendidikan dan kesadaran akan keberadaan Indonesia yang kaya namun rentan intervensi asing. (Rul)