KULONPROGO (KRjogja.com) - Produksi gerabah di Dusun Senik, Desa Bumirejo Lendah Kulonprogo, pernah mengalami masa kejayaan 3-4 tahun lalu. Namun kini, pembuatan tungku, pot dan jembangan tersebut terus digempur produk-produk modern hingga mengalami penurunan jumlah produksi.
Disambangi wartawan di rumah produksinya, RT 23 RW 11 Dusun Senik, Selasa (18/10/2016), salah satu pelaku usaha gerabah, Haryanti (37), mengaku tidak lagi memproduksi pot sejak 3-4 tahun terakhir. Sebab, produk pot yang dibuatnya kalah saing dan tersingkir dari pasaran semenjak kemunculan pot plastik.
"Pembeli mempertimbangkan banyak hal dalam pemilihan pot plastik, seperti enteng dan tidak mudah pecah. Padahal jika dilihat dari kualitas, pot tanah liat ini airnya bisa meresap sehingga tumbuhnya tanaman lebih maksimal," katanya.
Lantaran konsumen lebih memilih pot plastik, pot tanah liat produksi Haryanti tidak laku di pasaran. Ia lantas berhenti memproduksi pot, melainkan hanya menerima pesanan saja. "Minimal 50 pcs. Itu pun harus dipesan 2-4 minggu sebelumnya," imbuh Haryanti.
Bukan hanya pot, produk Haryanti yang lain yakni tungku, juga mengalami kemunduran karena adanya kompor gas. Produk gerabah yang pemakaiannya menggunakan bahan arang atau kayu ini, sekarang hanya digunakan masyarakat pedesaan. Meski demikian, Haryanti tetap bertahan. Usaha yang digawanginya bersama sejumlah kerabat ini, tetap dijalankan meski tak lagi berjaya. (Unt)