KULONPROGO (KRjogja.com) - Ada banyak cara yang bisa dilakukan para remaja untuk menghabiskan waktu menunggu buka puasa. Seperti yang dilakukan Anggota Kulonprogo Extreme Rider misalnya, mereka menghabiskan waktu ngabuburit, untuk mengasah kemampuan beratraksi free style.
Berbagai aksi lincah dan menegangkan, dilakukan anggota Kulonprogo Extreme Rider dalam free style. Meski demikian, para remaja ini tetap memperhatikan keamanan dengan mengambil lokasi di ruas jalan sebelah selatan fly over Jombokan yang tak banyak dilewati oleh kendaraan bermotor.
"Tujuannya, supaya kami tidak mengganggu arus lalu-lintas. Biasanya, latihan digelar Sabtu dan Minggu sore," kata salah satu anggota komunitas, Ruhman (25), Kamis (16/06/2016).
Pria yang biasa disapa Semart ini mengatakan, dirinya mulai menggeluti dunia free style motor sejak 2014. Ia sempat bergabung dengan komunitas di wilayah Yogya, namun karena merasa terlalu jauh saat latihan sehingga berinisiatif membuat komunitas sendiri di Kulonprogo.
Semart mengaku lebih memilih mengikuti komunitas dalam menyalurkan potensi ketimbang harus freestyle di jalanan secara liar. Sebab selama ini, mereka belm memakai alat pengamanan sesuai standar.
Anggota Komunitas Kulonprogo Extreme Rider yang lain, Thulit menyampakian, komunitasnya mulai berdiri pada tahun 2015 dan kini belum banyak memiliki anggota, yakni baru digawangi Semart, Suliyono (24) atau Thulit serta Rui Haryono (24) atau Rudek. Mereka berharap, komunitas ini bisa menarik jumlah anggota lebih banyak, tertama dari para remaja yang hobi balapan dan freestyle liar.
"Supaya mereka lebih tertata dan tidak mengganggu arus lalu-lintas," kata Thulit.
Sementara Rudek menambahkan, untuk perawatan motor, harus memperhatikan ban dan rem yang selalu cakram. Sedangkan kecepatan dan keringanan beban motor, tidak banyak dimodifikasi, hanya membutuhkan dana Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. (Unt)
