Krjogja.com - Kulonprogo - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo dalam menyambut Idul Fitri 1445 H/2024/M telah menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit, puskesmas, klinik dan dokter praktek.
Untuk poliklinik di rumah sakit pada cuti bersama tutup tetapi Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun emergency tetap siap. Dinkes juga mendirikan tiga Pos Terpadu serta menyiapkan reaksi cepat Kabupaten yakni Public Safety Center (PSC 119) yang berkoordinasi dengan PMI.
"Kami juga akan aktif dalam pos terpadu bersama Polres, Dishub, instansi terkait lainnya. Ada tiga pos terpadu yakni di Temon, Wates, Sentolo. Kita siapkan tim medis dengan mobil ambulans standby di situ sehingga sekiranya ada yang emergeny bisa dilakukan dan disiapkan pula obat-obat beserta tempat tidur periksa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo dr Sri Budi Utami MKes, Kamis (04/04/2024).
Dinkes bersama pula dengan Balai Pom akan memantau terhadap keamanan makanan baik di toko maupun pasar. Lebaran seperti ini ada potensi makanan-makanan yang mungkin kadaluwarsanya (expired/exp) tidak memenuhi dan persyaratan kesehatan yang kadang tidak terpenuhi seperti pemanis ataupun pengawet.
"Mengantisipasi kematian ibu dan bayi juga disiapkan, bidan-bidan sudah koordinator mendata dan memonitoring. Satu tahun menikah kalau normal hamil, sehingga pada bulan-bulan lebaran proses-proses persalinan lebih tinggi. Karena itu disiapkan untuk pencegahan kesakitan maupun kematian ibu dan bayi," ujar Budi.
Budi menyampiakan pula bahwa pihaknya melakukan surveilans. Disampaikan kepada masyarakat bagaimana tetap harus waspada terkait dengan penyakit dewasa yang berpotensi menular. Misalnya batuk pilek yang cukup tinggi, diare, dan demam berdarah dengue (DBD). Harus diwaspadai DBD ini, karena di Pulau Jawa semua sudah naik. Di Kulonprogo dari Januari, Februari dan Maret sudah ada kenaikan secara signifikan. Sehingga harus disampaikan kepada masyarakat terkait itu.
Berikutnya yang perlu diwaspadai pula, lanjut Budi, adalah malaria. Karena mungkin yang datang dari luar Jawa ada yang hadir, maka tetap dipantau, agar tidak ada yang ketularan malaria. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah antrax. Karena kita mengambil daging dari Gunungkidul. Perlu disampaikan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi daging yang sehat. "Perlu pula diwaspadai terhadap keracunan makanan," pungkas Budi. (Wid/Rul)