Krjogjaaja.com - Kulonprogo - Perjuangan para kaum perempuan dalam kancah pembangunan bangsa sudah sangat maju dan luar biasa. Bahkan dalam berapa tahun ke depan, 15 tahun lagi akan menyalip atau mendahului laki-laki. Hanya yang masih jauh tertinggal adalah pembangunan perempuan di bidang politik, sehingga ini perlu ditingkatkan.
Dr Sapardiyono SHut MH Dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) menyatakan hal itu saat menjadi pembicara seminar "Manajemen Organisasi Perempuan", di Sekretariat Bersama, Jumat (26/04/2024). Seminar diadakan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kulonprogo dalam memperingati Hari Kartini 2024. Hadir dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A), Ketua GOW Kulonprogo Rismiyati SSos beserta perwakilan 22 organisasi wanita yang tergabung dalam GOW.
Hal ini, lanjut Sapardiyono, dapat dilihat dari jumlah orang yang kuliah di perguruan tinggi, jumlahnya lebih banyak perempuan. Pejabat-pejabat publik yang perempuan juga semakin banyak, tidak hanya kuantitas tapi kualitasnya sangat bisa diadu. Hanya yang masih jauh tertinggal adalah pembangunan perempuan di bidang politik. Sehingga perlu ditingkatkan. Kuota perempuan 30 persen di parlemen selalu tidak tercapai, sehingga banyak kebijakan berpotensi menjadi bias gender.
"Contoh lain, dari 13 nama yang mendaftar sebagai calon bupati/wabup Kulonprogo di Partai Golkar misalnya juga tidak ada perempuan. Oleh karenanya GOW ke depan perlu lebih memprioritaskan keterkaitan perempuan, baik di eksekutif maupun di lembaga legislatif," ujarnya.
Sementara Ma'muroh Analis Kebijakan Ahli Muda pada Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender pada Dinsos P3A, menuturkan bahwa Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) di Kabupaten Kulonprogo merupakan peringkat keempat se-DIY.
"Untuk menghitung IDG itu ada variabelnya yakni partisipasi perempuan di parlemen, perempuan di tingkat manajerial, dan sumbangan ekonomi perempuan. Ketiga ini memang sangat perlu di Kulonprogo untuk mendongkrak IDG-nya. Masih banyaknya perempuan yang belum berkontribusi dalam ekonomi perempuan, ada juga partisipasi perempuan di parlemen masih kurang. Periode 2019-2024 ada sebanyak 8 orang Anggota DPRD perempuan, periode 2024-2029 sepertinya ada 7, berarti malah berkurang. Karena itu kita berusaha mendorong kaum perempuan agar juga berkiprah di bidang politik," ucapnya. (Wid)