KRjogja.com - KULONPROGO - Penjabat (Pj.) Bupati Kulonprogo Srie Nurkyatsiwi secara resmi melaunching Program Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan Lembaga Penyedia Layanan Pemberdayaan Perempuan (LPLPP) Binangun.
Inovasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo tersebut sebagai upaya meningkatkan pengawasan terhadap resiko kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Program tersebut dibuat atas landasan data-data kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Kulonprogo dengan harapan dapat mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Penjabat (Pj) Bupati Kulonprogo Srie Nurkyatsiwi mengapresiasi inovasi baru berupaya layanan yang dikembangkan Dinsos P3A. Pihaknya berharap hal itu hanya menjadi awal dari sebuah program tapi dapat menyelesaikan dan menuntaskan permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Masih ada beberapa permasalahan di Kulonprogo seperti <I>bullying<P> terhadap anak, pernikahan dini, perceraian, KDRT dan kerentanan terhadap sosial lainnya. Puspaga hadir tentu untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut,” tegas Pj Bupati Kulonprogo Srie Nurkyatsiwi saat launching Program Puspaga dan LPLPP Binangun di Joglo Rumah Dinas Bupati setempat, Utara Alun-alun Wates, Kamis (27/6).
"Dengan puspaga kita bisa meminimalisir bahkan menghilangkan permasalahan tersebut, sehingga Kulonprogo benar-benar menjadi kawasan yang masyarakatnya menjadi keluarga sejahtera aman dan tidak ada lagi hal-hal yang tidak kita harapkan,” tegas Siwi.
Dijelaskan, Puspaga tidak bisa jalan sendiri dan butuh komitmen semua pihak untuk mendukung hal tersebu.
"Layanan di Puspaga bisa menyesuaikan permasalahan di lapangan seperti memperhatikan jarak tempuh, usia, pendidikan yang membutuhkan penyesuaian layanan nantinya bisa dilakukan inovasi seperti jemput bola atau bersinergi dengan panewu, lurah dan kader,” ujarnya.
Siwi mengajak semua pihak mulai dari Gugus Tugas KLA, FPKK, lembaga masyarakat, dunia usaha, forum anak, Satgas PPA dan unit terdekat masyarakat yaitu keluarga turut berpartisipasi dalam mendukung pencegahan terjadinya kekerasan dan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram.
Kepala Dinsos P3A setempat L Bowo Pristianto mengatakan program tersebut fokus memberikan pendampingan psikologi bagi yang membutuhkan. Pendampingan diberikan untuk mencegah sebelum kekerasan terjadi.
“Melalui program ini diharapkan nanti dapat menjadi sebuah lembaga yang berkontribusi sebagai tempat ngobrol atau konsultasi tentang permasalahan dalam berumahtangga,” katanya menambahkan kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagian besar dipengaruhi oleh pola asuh atau parenting di dalam rumah. (Rul)