Krjogja.com Kulonprogo - Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo menggelar agenda rutin tahunan Jamasan Pusaka bertajuk Siraman Agung di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (25/7).
Kepala Kundha Kabudayan Kulonprogo Drs Eka Pranyata menjelaskan, 14 pusaka yang diikutkan dalam ritual jamasan, dua di antaranya merupakan pusaka Kulonprogo dan lainnya pusaka dari 12 kapanewon yang ada di kabupaten ini.
"Dua pusaka Pemkab Kulonprogo adalah Kanjeng Kyai Bantar Angin dan Kanjeng Kyai Amiluhur. Pusaka Kanjeng Kyai Bantar Angin merupakan pemberian Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sedangkan Pusaka Kanjeng Kyai Amiluhur pemberian Kadipaten Pakualaman," kata Eka di sela Siraman Agung di Alun-alun Wates.
Baca Juga: Resmikan UMKM Center Makassar, BSI Perkuat Pemberdayaan UMKM di Indonesia Timur
Prosesi Siraman Agung atau jamasan diawali kirab pusaka dari Museum Bale Agung, Kompleks Kantor Bupati Kulonprogo menuju selatan Alun-Alun Wates kemudian melintasi tengah alun-alun menuju depan Rumah Dinas Bupati Kulonprogo. "Selanjutnya dlakukan ritual jamasan pusaka," tambah Eka Pranyata.
Diungkapkan, ritual jamasan merupakan agenda rutin tahunan yang digelar pada bulan Muharram. Hal tersebut mengacu keyakinan dan tradisi Jawa, bulan Muharram merupakan momen membersihkan diri secara lahir dan batin, salah satunya lewat jamasan pusaka.
Lebih lanjut Eka Pranyata mengatakan, baru tahun ini semua pusaka kabupaten dan kapanewon di jamas secara serentak. "Ritual jamasan tahun ini momentum penting dalam melestarikan tradisi. Melalui prosesi jamasan kami berharap masyarakat mengenal berbagai pusaka yang ada di Kabupaten Kulonprogo," tuturnya.
Baca Juga: Lebih 30 Tahun, Restoran Cepat Saji ini Andalkan Bahan Baku Berkualitas dari Pemasok Lokal
Sementara itu Staf Ahli Bupati Kulonprogo, Triyanto Raharjo yang mewakili Pj Bupati, Srie Nurkyatsiwi menjelaskan, ada nilai-nilai kehidupan yang bisa diamalkan dari tradisi tersebut. Di antaranya nilai-nilai gotong-royong, kebersamaan hingga religius. "Ritual jamasan merupakan refleksi bagi masyarakat untuk selalu membersihkan diri," tegasnya. (Rul)