'Kolah Banyu', Pengelolaan Sampah Terintegrasi Berbasis Teknologi di Masyarakat

Photo Author
- Jumat, 6 September 2024 | 12:50 WIB
 Kegiatan PPK BEM Ormawa Akprind University di Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo.    (istimewa)
Kegiatan PPK BEM Ormawa Akprind University di Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo. (istimewa)


Krjogja.com - KULONPROGO - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas AKPRIND Indonesia (Akprind University) terus membuktikan komitmennya untuk memberikan manfaat berkelanjutan dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam menangani permasalahan sampah di DI Yogyakarta.

Salah satu inovasi yang dijalankan yakni dengan mendirikan Sekolah Sampah di Padukuhan Kroco, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulonprogo. Sekolah Sampah tersebut berdiri atas inisiasi Proklim Bantala Abyudaya dan Tim PPK Ormawa BEM yang sekaligus secara resmi diperkenalkan pada Sabtu, 31 Agustus 2024 lalu di Joglo Bantala Abyudaya.

Menurut Dosen Pendamping Tim PPK Ormawa BEM Akprind University Dr Emy Setyaningsih SSi MKom, hadirnya Sekolah Sampah tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah dan kelompok masyarakat setempat serta secara resmi dinamakan Kolah Banyu.

Baca Juga: Fitur AI Setara dengan Harga Naik 300 Persen, Biaya Langganan Canva Tambah Mahal?

"Visi misi utamanya memberikan edukasi karakter lingkungan kepada masyarakat untuk lebih aware mengenai permasalahan sampah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya," ujar Emy Setyaningsih kepada Krjogja.com, Jumat (6/9/2024).

Acara seremonial peresmian Kolah Banyu diawali serah terima sarana dan prasarana, serta dokumen tata kelola Kolah Banyu. Terobosan baru dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi di Kalurahan Sendangsari juga dilakukan dengan peluncuran aplikasi Sekolah Sampah Bantala Abyudaya. Peluncuran aplikasi tersebut ditandai dengan penyerahan secara simbolis oleh Wakil Rektor I Akprind University Prof Dr Anak Agung Putu Susastriawan ST MTech.

Area sekitar Kolah Banyu juga dilengkapi teknologi pendukung yaitu budidaya maggot yang terintegrasi dengan kolam pemeliharaan ikan, pelatihan untuk komposting menggunakan ember bertumpuk, flosidabiori yang terintegrasi dengan budidaya maggot dan terintegrasi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk budidaya tanaman pekarangan, pelatihan biodiesel, pembuatan eco enzim dan turunannya, serta kerajinan hasil olahan sampah.

Baca Juga: Transformasi Digital Pendidikan, Huawei Gelar Pelatihan TIK Bagi 1000 Guru dan Dosen

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulonprogo Arif Martono SSi MSi berharap Kolah Banyu dapat berkembang dan menjadi salah satu tujuan wisata edukasi bagi masyarakat umum yang berkeinginan untuk mengelola sampah secara berwawasan lingkungan.

Senada, disampaikan Lurah Sendangsari Suhardi yang mengharapkan Kolah Banyu dapat terus berjalan dari hulu hingga hilir. "Tetap kita monitoring, kita evaluasi sampai mana dan juga seperti apa nantinya. Karena banyak kegiatan bank sampah, ada 14 bank sampah umum dan satu bank sampah induk di Kroco. Nantinya juga bisa merangkul berbagai bank sampah di Sendangsari," pungkasnya. (San)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X