KULONPROGO (KRJogja.com) - Bank Indonesia bersama Bank BPD DIY Cabang Wates menggelar Workshop Literasi Keuangan dan Transaksi Digital dengan peserta para pelajar SMA Negeri 1 Kokap dan SMA Negeri 1 Wates.
Kedua lembaga perbankan tersebut berharap melalui sosialisasi literasi keuangan dan transaksi digital maka masyarakat luas khususnya Generasi Z atau Gen Z semakin melek keuangan termasuk memiliki kesadaran menggunakan transaksi digital untuk semua kepentingan keuangan dan pembayaran.
"Workshop dilakukan bertepatan Bulan Inklusi Keuangan, sehingga manajemen Bank BPD DIY Cabang Wates bersama BI melakukan sosialisasi literasi keuangan bagi masyarakat khususnya kalangan pelajar Kulonprogo," kata Pemimpin Bidang Pelayanan dan Operasional Bank BPD DIY Cabang Wates, Terry Hana Surya usai workshop di TBK Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, DIY, kemarin.
Manajemen Bank BPD DIY berharap dengan sosialisasi kesadaran masyarakat terhadap transaksi nontunai menjadi meningkat. Apalagi saat ini masih banyak masyarakat belum sepenuhnya sadar menggunakan transaksi digital.
"Kebetulan sosialisasi hari ini pesertanya para pelajar sehingga sasaran menggugah kesadaran untuk selalu bertransaksi digital kami fokuskan pada Gen Z," ujar Terry.
Bank BPD DIY Cabang Wates menjadikan kalangan pelajar yang belum punya rekening maupun aplikasi digital sebagai pasar potensial memasarkan atau menawarkan kepada kalangan Gen Z untuk membuka rekening sekaligus memanfaatkan transaksi nontunai lewat Aplikasi Bank BPD DIY.
Menindalanjuti tugas dari BI maka manajemen Bank BPD DIY Cabang Wates terus menggalakkan sosialisasi transaksi nontunai di masyarakat. "Untuk membumikan semangat bertransaksi digital maka sosiaisasi memang harus terus dilakukan secara kontinyu," kata Terry.
Analisis Yunior Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran, BI Perwakilan DIY, Aidha Fitria Puspitasari mengungkapkan, transaksi digital di wilayah DIY dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal tersebut terbukti ada 900 ribu pengguna Qris dari 2,4 juta penduduk.
"Artinya sudah 40 persen penggunaan keuangan digital dan segmen yang menggunakan keuangan digital memang Gen Z untuk transaksi ritel atau belanja dan konsumsi," tutur Aidha menambahkan transaksi digital memang sudah menjadi kebutuhan tapi tidak menggantikan transaksi tunai. (Rul)