KRjogja.com, WATES – Meski puluhan atlet antusias berlatih di Stadion Cangkring, Wates, Kulonprogo, realita di lapangan menunjukkan bahwa olahraga atletik di wilayah ini masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari minimnya antusiasme hingga keterbatasan fasilitas.
Kunjungan dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY, Jumat (17/1/2024), menjadi momen penting untuk mengevaluasi dan memotivasi perkembangan atletik di Kulonprogo.
Ketua II PASI Kulonprogo, Sujiran, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap kejuaraan atletik di tingkat kabupaten, bahkan yang tanpa biaya pendaftaran, masih rendah. Apalagi jika mengadakan kejuaraan berbayar, tantangannya semakin besar.
“Kejuaraan atletik tanpa biaya saja peminatnya kurang. Bila berbayar, akan jauh lebih berat,” ujarnya saat menerima kunjungan Pengda PASI DIY di Stadion Cangkring.
Ketua Umum Pengda PASI DIY, Bambang Dewanjaya, menyarankan agar kejuaraan tingkat kabupaten digiatkan, khususnya untuk pelajar. Dengan melibatkan pelajar, diharapkan muncul bibit atlet usia dini yang potensial.
Sekretaris Umum PASI DIY, Triyana Sutrisno, menambahkan bahwa kabupaten/kota lain di DIY sudah berhasil menyelenggarakan kejuaraan atletik berbayar yang ternyata mendapat respons positif. Bahkan, beberapa komunitas atlet bersedia membayar untuk latihan.
Namun, menurut Sujiran, kondisi di Kulonprogo berbeda. Meski potensi dari wilayah seperti Pegunungan Menoreh cukup besar, pelibatan mereka masih menghadapi tantangan, termasuk kurangnya fasilitas latihan memadai.
"Sarana dan prasarana di stadion kami masih sangat terbatas, belum mendukung standar kompetisi yang optimal," ungkapnya.
Salah satu perhatian utama adalah lintasan atletik. Saat ini, lintasan di Stadion Cangkring belum memenuhi standar internasional. Hal ini menjadi kendala serius bagi para atlet menjelang Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY XVI-2025 yang akan digelar di Gunungkidul menggunakan lintasan sintetis. Sujiran berharap Pengda PASI DIY bisa memfasilitasi penggunaan Stadion Mandala Krida untuk sesi latihan sebelum Porda.
Target Kulonprogo pada Porda mendatang adalah dua medali emas dari total 12 atlet yang dijatahkan. "Pj Bupati meminta fokus pada atlet yang benar-benar mampu meraih emas, mengingat lokasi pertandingan yang jauh," ujar Sujiran.
Ketua Umum PASI DIY, Bambang Dewanjaya, memberikan harapan besar bahwa Porda 2027 yang rencananya digelar di Kulonprogo bisa menjadi momentum untuk meningkatkan fasilitas olahraga, termasuk pembangunan lintasan sintetis.
Menurutnya, pembangunan lintasan sintetis tidak membutuhkan waktu lama karena pondasi lintasan di Stadion Cangkring sudah tersedia. Ia mencontohkan Gunungkidul yang berhasil membangun lintasan sintetis untuk persiapan Porda 2025.
Seorang pelatih turut mengungkapkan bahwa dukungan dari sekolah terhadap siswa yang ingin berprestasi di atletik masih minim. Banyak siswa berbakat yang tidak mendapatkan perhatian karena kurangnya fasilitas, program pembinaan, dan bahkan kekurangan guru olahraga di sekolah-sekolah.
PASI Kulonprogo kini menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan prestasi atletnya di tengah keterbatasan. Namun, dengan dukungan dari Pengda PASI DIY, pemerintah daerah, dan masyarakat, cita-cita menciptakan generasi emas atletik di Kulonprogo bukanlah hal yang mustahil. Momentum Porda 2025 dan rencana pembangunan lintasan sintetis untuk Porda 2027 harus menjadi pijakan strategis untuk membangun ekosistem atletik yang lebih baik.
