KULONPROGO (KRJogja.com) - KAI Daop 6 Yogyakarta bersama Kodim 0731/Kulonprogo meneguhkan sinergi melalui program penanaman pohon sebagai bagian dari gerakan penghijauan terpadu di wilayah Kabupaten Kulonprogo.
Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih menjelaskan dalam program tersebut KAI Daop 6 melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkugan (TJSL) Bina Lingkungan KAI Go Green menyumbangkan 2.200 bibit pohon alpukat, nanas, durian dan manggis senilai total Rp 80.500.000.
Bibit pohon tersebut diserahkan perwakilan KAI Daop 6 kepada Kodim 0731/Kulonprogo kemudian dilanjutkan penanaman bibit pohon secara simbolis di Makodim 0731/Kulonprogo dan Lapangan Tembak Sentolo, Jumat (13/6).
"Program TJSL KAI merupakan langkah nyata dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan lingkungan serta membuka potensi ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar," kata Feni.
Penanaman bibit pohon buah tidak hanya ditujukan untuk konsumsi pribadi tapi juga diarahkan sebagai penguatan sektor agrowisata dan diversifikasi ekonomi lokal. Keterlibatan KAI Daop 6 dalam kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen korporasi dalam mendukung pembangunan berwawasan lingkungan di seluruh wilayah operasionalnya.
“KAI Daop 6 memandang pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan ruang hijau produktif dan berkelanjutan. Penanaman pohon buah ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang kami terapkan, sekaligus menjadi kontribusi langsung bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan, program penanaman pohon buah dirancang pendekatan tipologi wilayah, sehingga pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan karakteristik tanah dan iklim setempat. Selain memperkuat pelestarian fungsi ekologis, kegiatan ini juga diharapkan menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pertanian produktif.
Dengan menjadikan kawasan hijau sebagai bagian dari infrastruktur sosial, kolaborasi KAI dan Kodim 0731/ Kulonpgoro tidak hanya merespons isu perubahan iklim dan degradasi lahan, tapi juga menciptakan nilai ekonomi baru yang inklusif. Hal ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sinergi antara dunia usaha dan sektor pertahanan untuk pembangunan berkelanjutan. (Rul)-