KULONPROGO (KRJogja.com) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Fahrizal Ali Imran, pemilik usaha yang memproduksi keripik pisang coklat dengan berbagai varian rasa, tidak begitu merasakan imbas penurunan daya beli masyarakat saat ini. Karena produk olahannya lebih banyak dijual secara online.
"Penjualan sistem online tidak terlalu pengaruh terhadap menurunnya daya beli masyarakat bahkan stabil," kata Fahrizal kepada para wartawan tergabung dalam Paguyuban Wartawan Kulonprogo (PWK) dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kulonprogo di rumah produksinya, Kapanewon Pengasih, Rabu (30/7).
Fahrizal bersama tim marketingnya memanfaatkan marketplace dalam memasarkan produknya sejak awal produksi.
"Saya benar-benar terbantu dengan sistem penjualan online, karena pihak penyedia terkadang memberikan beragam promo menarik yang bisa dimanfaatkan konsumen. Terutama di awal bulan dan tanggal tertentu. Kalau pas ada promo, biasanya grafik pembelian naik. Sebaliknya saat masa promo berakhir, minat pasar dalam membeli produk turun tapi tidak terlalu signifikan," jelasnya.
Lebih lanjut diungkapkan, kelebihan pemasaran produk secara online bisa menjangkau konsumen lebih luas di seluruh wilayah Indonesia. "Kendalanya saat proses pengiriman, tapi sampai sekarang penjualannya tetap stabil," tutur Fahrizal.
Sementara itu Pimpinan Bank BPD DIY Cabang Wates, Nur Afan Dwi Saputro MM mengatakan, Fahrizal yang memproduksi keripik pisang cokelat By Lumerin.co merupakan salah satu UMKM binaan bank milik Pemda DIY tersebut. "Saat ini memang ada sejumlah mitra usaha kami mengalami penurunan omset, tapi ada juga yang tetap stabil bahkan meningkat.
Penjualan secara online merupakan langkah tepat dalam mempertahankan usaha agar tetap stabil di tengah kelesuan ekonomi. "Pelaku usaha harus lebih kreatif dalam mempromosikan produknya, terutama memanfaatkan pemasaran digital agar menjangkau seluruh wilayah Indonesia bahkan luar negeri," ujarnya.
Nur Afan memuji kegigihan Fahrizal dalam menekuni usahanya. Yang bersangkutan dinilai bisa jadi contoh dan bisa menginspirasi para pemuda di Kulonprogo dalam membuka usaha. "Selama kita punya kemauan dan tekad kuat di situ ada peluang. Seperti mas Fahrizal awal menekuni usaha hanya dilakukan bersama beberapa orang, sekarang karyawannya sudah 15 orang dengan omzet cukup tinggi," ungkap Afan.
Disinggung tentang modal usaha, Nur Afan mengungkapkan, saat ini permodalan tidak menjadi kendala, karena pemerintah sudah menyediakan produk subsidi berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sebagai bank yang ditunjuk pemerintah dalam penyaluran KUR, tentu Bank BPD DIY akan selalu memberi kemudahan bagi para pelaku UMKM untuk mengakses KUR. Seperti Fahrizal Ali Imran, awalnya hanya mengakses kredit Rp 10 juta kemudian plafonnya naik menjadi Rp 100 juta tanpa jaminan.
"Bukankah itu sangat membantu pelaku UMKM dan kami siap membantu masyarakat nasabah. Poin pentingnya kami mengajak warga masyarakat yang memiliki kemampuan dan kegigihan untuk memanfaatkan fasilitas KUR. Tapi harus tertib dan disiplin dalam memenuhi kewajibannya," kata Afan tersenyum.
Kepala Diskominfo setempat, Agung Kurniawan mengatakan, dinas bersama para media berupaya membantu para pelaku UMKM dalam memasarkan produk mereka, sehingga bisa bertahan bahkan berkembang di tengah lesunya daya beli masyarakat. (Rul)-