Penyebab Siswa SMP Di Kulonprogo Keracunan, Diduga Menu MBG Terkontaminasi Bakteri

Photo Author
- Kamis, 21 Agustus 2025 | 20:55 WIB
Kepala Dinkes Kulonprogo, dr Sri Budi Utami (kanan) dan Kabid P2P Arif Mustofa (tengah) saat jumpa pers tentang hasil uji lab ratusan siswa keracunan di Kulonprogo.    (ISTIMEWA)
Kepala Dinkes Kulonprogo, dr Sri Budi Utami (kanan) dan Kabid P2P Arif Mustofa (tengah) saat jumpa pers tentang hasil uji lab ratusan siswa keracunan di Kulonprogo. (ISTIMEWA)

KULONPROGO - Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap muntahan dan tinja siswa, kuat dugaan ratusan siswa dua SMP di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengalami keracunan akibat adanya bakteri pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG),
Uji laboratorium dilakukan Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLK) Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY selama dua pekan sejak kasus keracunan diduga akibat MBG terjadi di SMPN 3 Wates dan SMP Muh 2 Wates pada Kamis (31/7) lalu.

Sejumlah sampel yang diperiksa dipastikan positif terkontaminasi bakteri meliputi nasi putih, ayam, sayur tumis, tahu goreng, semangka, muntahan dan feses siswa.“Kita mengambil beberapa sampel, nasi putih, ayam, sayur tumis, tahu goreng dan semangka termasuk ada tambahan muntahan dan feses. Jadi ada bakteri Bacillus Cereus, E.Coli kemudian Staphylococcus aureus,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulonprogo, Arif Mustofa saat jumpa pers di Kantor Dinkes Kulonprogo, kemarin.

Ditegaskan, seharusnya tiga bakteri tersebut tidak ada pada makanan. Di sisi lain, pihaknya tidak bisa memvonis penyebab bakteri bisa menjangkiti menu MBG. “Jadi bakteri ini memang seharusnya tidak ada pada makanan. Jadi ini dipastikan adalah sebuah kontaminan. Nah kontaminan ini bisa mulai dari bahan baku, sampai penyajian. Crotical Control Point (CCP) bakteri masuk itu banyak, sehingga kita tidak bisa menjustifikasi oh ini ada di SPPG, itu enggak bisa. Karena ini multifaktor, artinya bisa jadi di bahan bakunya, bisa jadi saat pengolahan, bisa saat penyajian, bisa juga sewaktu di sekolah. Sehingga banyak hal yang mungkin (bakteri) bisa masuk ke sana (makanan),” ungkap Arif.

Baca Juga: Jadi Bagian Penting Transformasi, Ini Strategi BRI Pertahankan Kualitas Portofolio Melalui Penguatan Manajemen Risiko

Dinkes juga tidak dapat menentukan jenis makanan apa yang jadi faktor utama siswa mengalami keracunan. Lantaran di setiap jenis makanan yang disajikan mengandung bakteri yang berbeda-beda.

“Kita juga tidak bisa menuduh penyebab utamanya pada salah satu jenis makanan. Sebab varian makanannya banyak, sehingga ada cross infeksi. Bisa juga karena dari anaknya, seperti bakteri Staphylococcus yang biasanya menjangkiti luka. Bisa jadi karena bakteri Cereus, nah Cereus itu karena Cerelac, itu di nasi. Itu kalau banyak memang menyebabkan terjadinya kontaminan,” tuturnya.
Kepala Dinkes setempat, dr Sri Budi Utami mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan menu MBG bisa terkontaminasi bakteri. Salah satunya saat proses penyimpanan makanan.

“Kalau kita lihat kasus keracunan makanan, kita akan melihat secara urut, bisa itu mulai dari pemilihan bahan makanan, kemudian pencucian, lalu penyimpanan. Nah penyimpanan itu merupakan faktor penting terutama untuk bahan yang tidak awet seperti daging. Karena ini ada ribuan porsi, pasti belanjanya daging lebih banyak. Sehingga kalau freezer tidak memadai, mungkin jadi salah satu tempat untuk kuman masuk,” ujarnya.Rul)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X