KRjogja.com - KULONPROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo menyambut baik apapun yang bisa disinergikan dengan 'Aisyiyah, atas dasar satu kepentingan bersama untuk masyarakat. Pemerintah mengapresiasi kehadiran wanita-wanita hebat.
Bupati Kulonprogo Dr R Agung Setyawan ST MSc MM menyatakan hal itu ketika menjadi narasumber dalam Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda )1 yang diadakan Pimpinan Daerah 'Aisyiyah (PDA) Kabupaten Kulonprogo, di SMK Muhammadiyah 2 Wates, Minggu (31/8/2025). Hadir Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah (PWA) DIY, PDM Kulonprogo, serta jajaran PDA, PCA, PRA, dan lainnya. Musypimda yang dibuka Zulaikah Ajron dari PWA DIY ini bertemakan "Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Kulonprogo Berkeadilan".
Baca Juga: Markas Gegana Brimob Polri Terbakar
"Posisi penting 'Aisyiyah di Kulonprogo semua bisa masuk dalam di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan wanita dan politik. Karena 'Aisyiyah sudah terlatih keorganisasian, kebudayaan, ekonominya. Sedangkan pada pendidikan dan Kesehatan sudah tidak usah ditanya lagi, karena itu bidang dari awal sudah menjadi pilihan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah untuk berkarya di masyarakat," ujar Agung.
Ketua PDA Kulonprogo Dra Mardiyatun MAg dalam Pidato Iftitah menyatakan, untuk mendinamisasi gerakan perempuan Muhammadiyah ini, ‘Aisyiyah mendesain gerakannya melalui program-program yang dinamis, baik oleh majelis, lembaga maupun amal usahanya. Program yang dilaksanakan itu ada sinergitas, kolaborasi dan kerja sama yang harmonis dan sehingga menghasilkan yang lebih efektif, eisien, bermanfaat bagi semesta," ucapnya sambil menambahkan PDA berkomiten ikut andil untuk mewujudkan Kulonprogo Berkeadilan, dengan terus melakukan penguatan dan memperluas dakwah gerakan di semua tingkatan.
Baca Juga: Kapolri Didesak Mundur, Begini Jawaban Listyo
Dikatakan Subintomo dari PDM Kulonprogo, perlunya mendapat perhatian antara lain terkait Ideologi Muhammadiyah, penguatan berorganisasi, dan pelaksanaan penerimaan siswa baru perlu diantisipasi. "Sebab kuota 4182 anak baik mulai dari SD/MI hingga SMA/SMK baru mencapai 47 persen atau 1968 anak," pungkasnya.(Wid)