KULONPROGO, KRJOGJA.com - Tari Mahabarata Suroloyo Wrehaspati yang dipersembahkan para penari Kulonprogo dalam misi kebudayaan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulonprogo di Sendratari Arjuna Wiwaha, Kota Batu, Jatim mampu memukau penonton yang memadati amphiteater tersebut.
Bahkan sesekali Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Sekda setempat Zadim Efisiensi dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq memberikan applause tepuk tangan mengagumi kepiawaian para penari dalam menyuguhkan keindahan gerakan tari. Bahkan mereka sesekali tertawa lepas saat melihat dan mendengar lelucon yang dilontarkan pemeran punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.
Pj Bupati Kulonprogo Drs Tri Saktiyana menyampaikan rasa bangganya dapat kesempatan memimpin misi kebudayaan dengan menampilkan Tari Mahabarata Suroloyo Wrehaspati disaksikan masyarakat Kota Batu.
"Kulonprogo salah satu dari empat kabupaten dan satu kota yang ada di DIY. Kulonprogo memiliki kekayaan kesenian tradisional yang sudah cukup dikenal di tingkat nasional. Termasuk Tari Mahabarata Suroloyo Wrehaspati sudah tujuh kali ditampilkan di berbagai event," kata Tri, Senin (15/8).
Misi kebudayaan Kundha Kabudayan ke Kota Batu dihadiri Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati SE, Asda 1 Sekda Drs Jazil Ambar Was’an, Kepala Kundha Kabudayan Dra Niken Probo Laras dan Kabag Hukum Setda Kulonprogo Muhadi SH. Nampak juga anggota DPRD Kota Batu Cahyo Eko Purnomo, Sekda Kota Batu Zadim Efisiensi dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq.
Tri Saktiyana bersyukur DIY ditetapkan sebagai daerah istimewa berdasarkan UU nomor 13/ 2012 tentang Keistimewaan DIY sehingga mendapatkan dana keistimewaan (danais) dari pemerintah pusat. Sebagian danais digunakan untuk kegiatan kebudayaan termasuk misi kebudayaan di Kota Batu tersebut. "Dengan danais kami bisa sowan menampilkan karya seni dan budaya adiluhung di Kota Batu," ujarnya.
Tri berharap Pemkot Kota Batu bisa memberikan balasan kunjungan dengan menampilkan karya budaya dan seni terbaiknya di Kabupaten Kulonprogo. "Kami menunggu ibu wali kota," katanya.
Sementara itu Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan, Pagelaran Sendratari Arjuna Wiwaha yang diadakan bertepatan dengan malam bulan purnama sangat istimewa lantaran tampilnya kesenian dari dua daerah yang punya ciri khas dan rasa berbeda tapi memiliki tujuan sama yakni melestarikan sekaligus bangga dengan budaya kita. Pihaknya berharap event tersebut bisa dijadikan media pembelajaran dan pengetahuan bagi para seniman Kota Batu, sehingga melahirkan kreatifitas-kreatifitas seni yang baru.
Ditegaskan, penandatanganan kesepakatan bersama Pemkot Kota Batu dan Pemkab Kulonprogo termasuk penampilan para seniman dari kedua daerah dalam Pagelaran Sendratari Arjuna Wiwaha akan menciptakan karya-karya positif. "Apa yang baik dari Kota Batu bisa dicontoh oleh Kabupaten Kulonprogo sebaliknya hal-hal yang baik dari Kulonprogo akan kami adopsi untuk dilaksanakan di Kota Batu," jelas Dewanti.
Tari Mahabarata Suroloyo Wrehaspati mengisahkan tentang Bathara Guru, sebagai raja dewata di Kahyangan Tengguru sedang dirong-rong mahluk bumi bernama Prabu Pattanam, lewat ketiga putranya, Lembu Andini (mahluk berwujud lembu/ sapi) dan kedua adik kembarnya, Cingkarabala dan Balaupata.
Berkat kesigapan dan kesaktian batahara Guru maka rong-rongan Prabu Pattanam bisa dipadamkan. Bahkan mereka menjadi teman setia dan bekerjasama membangun kembali Kahyangan Tengguru.
"Cerita tersebut memberikan pesan moral bagi kita semua bahwa tidak ada musuh abadi yang ada adalah persahabatan sejati," ungkap Tri Saktiyana. (Asrul Sani)-