kulonprogo

BPPT Pelatihan Penambangan Emas Bebas Merkuri

Senin, 14 Juni 2021 | 17:45 WIB
Rudi Nugroho menunjukkan emas hasil pengolahan tambang emas bebas merkuri. (ASRUL SANI)

KULONPROGO, KRJogja.com - Guna mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia menghapus pengolahan emas tanpa merkuri, khususnya dipertambangan emas skala kecil, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengadakan pelatihan pengolahan emas bebas merkuri yang ada di Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulonprogo.

"Biasanya penambangan emas skala kecil menggunakan merkuri dalam proses pengolahan emas yang dikenal dengan metode amalgamasi. Merkuri merupakan bahan kimia berbahaya terhadap kesehatan maupun lingkungan," kata Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Mineral Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rudi Nugroho saat memberikan penjelasan tentang pilot project pengolahan emas bebas merkuri di Hotel Cordia, Bandara Internasional Yogyakarta (BIY), Temon, Senin (14/6/2021).

Diungkapkan, bahan kimia tersebut tidak bisa terurai di alam dan bila masuk ke mahluk hidup, merkuri ini akan mengalami akumulasi, dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia seperti kerusakan sistem saraf, otak dan bahkan mengakibatkan cacat. Oleh karena itu, negara-negara di dunia termasuk Indonesia, telah bersepakat menghapus penggunaan merkuri dalam berbagai aktifitasnya.

Penggunaan merkuri sering kali dijumpai dalam kegiatan pertambangan emas skala kecil (PESK). Metode ini disukai oleh banyak PESK karena mudah dan cepat. Limbah dari pengolahan emas yang mengandung merkuri dibuang langsung ke lingkungan. Sekitar 57,5 persen merkuri dilepaskan oleh kegiatan emas PESK ke udara, air, tanah, tanaman dan berujung kepada residu merkuri pada tubuh manusia. Pelepasan merkuri merupakan ancaman global bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

"Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 21/ 2019, salah satunya mengatur tentang penambangan emas skala kecil. BPPT bertugas melakukan inovasi-inovasi teknologi yang bisa mendukung program penghapusan merkuri," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Sumarsana berharap teknologi pengolahan emas yang dikembangkan BPPT diharapkan mampu mengefisiensi pengolahan emas di Kalirejo dan Hargomulyo Kokap sampai berproduksi.

"Kami berharap ada alih fungsi teknologi kepada penambang skala kecil yang saat ini tiarap karena belum mendapat izin penambangan rakyat. Dengan pendampingan UNDP dan Kementerian ESDM, penambangan rakyat di Kokap dapat dilegalkan, sehingga penambangan emas ada lagi sesuai peraturan. Sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat," harapnya. (Rul)

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB