KULONPROGO, KRJOGJA.com - Membentuk masyarakat mandiri energi khususnya di pedesaan punya arti penting dan strategis. Dengan mandiri energi, desa akan unggul tidak hanya di kancah lokal tetapi juga global. Kemandirian masyarakat di desa dalam memenuhi kebutuhan energi seperti energi listrik dapat memanfaatkan potensi aliran sungai dan irigasi untuk memproduksi energi listrik mikrohidro.
      Â
Potensi besar listrik mikrohidro untuk peningkatan ekonomi desa pada masa yang akan datang terungkap pada Workshop dan FGD Potensi Energi Baru Terbarukan Mikrohidro dan Pengelolaan Berkelanjutan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Kedungrong Purwoharjo Samigaluh, Kulonprogo, Kamis (15/08/2019). Paparan komprehensif tentang energi listrik mikrohidro disampaikan oleh Prof Dr Ir M Th Sri Budiastuti MSi, Dr Prabang Setyono Msi dari Pascasarjana Prodi Ilmu Lingkungan UNS, Dr Trisni Utami (Pascasarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Materi juga disampaikanDirektur Jasa Tirta Energi Dr Etty Susilowati SE MM dan Masrur A ST MEng dari Prodi Studi Energi Institut Teknologi Yogyakarta.
      Â
Menurut Prabang, kehadiran sumber energi listrik mikrohidro membawa banyak berkah di samping kemandirian energi. Sungai-sungai dan saluran irigasi akan lebih terpelihara pasalnya masyarakat akan merasa memiliki sungai sebagai sumber energi listrik bagi mereka. Lingkungan seperti pepohonan akan ikut dijaga sedemikian rupa sebagai sumber penyimpan air. “Masyarakat akan menjadi satpam mandiri, sebab merasa sungai adalah saya, saya adalah sungai,†kata Prabang.
      Â
Ditambahkan Masrur A, kelompok pengelola mikrohidro sudah baik seperti di PLTMH Kedungrong ibarat burung elang dan akan menjelma lebih baik lagi layaknya garuda bila didukung oleh program akademik yang menunjang, bisnis, pemberdayaan masyarakat dan pemerintah.
      Â
Ketua kelompok PLTMH Kedungrong Suhadi menyambut baik berbagai gagasan dalam workshop dan FGD. Dia mengatakan, listrik tenaga mikrohidro telah dinikmati 40 kepala keluarga sejak digagas dan dibangun pada 2012. Sediaan tenaga listrik mencukupi kebutuhan penerangan lewat jaringan listrik ke rumah-rumah dan untuk penerangan jalan, dengan beban biaya terbilang ekonomis. Tiap kepala keluarha hanya membayar Rp 7000 per 35 hari.(Wid)