KULONPROGO, KRJOGJA.com - Tidak sedikit di antara kaum Muslim yang belum mengerti dan memahami tentang tatacara penyembelihan hewan kurban yang dicontohkan dan dianjurkan oleh Rasullah SAW. Sedangkan proses penanganan hewan kurban harus mematuhi kaidah kaidah hyigiene personal (kebersihan dari penyembelihnya).
"Hendaknya yang menyembelih adalah shohibul kurban sendiri, jika dia mampu. Jika tidak maka bisa diwakilkan orang lain, dan shohibul kurban disyariatkan untuk ikut menyaksikan," kata Drs H Muh Fauzi MPdI dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kulonprogo dalam sosialisasi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid dan pelatihan tata cara penyembelihan hewan kurban yang diadakan Baznas Kabupaten Kulonprogo, di aula Adikarto (Gedung Kaca), Selasa (30/07/2019).Â
Kegiatan diikuti takmir masjid atau panitia kurban, UPZ Kecamatan, menampilkan narasumber Drs H Abdul Madjid Ketua Baznas, drh Joko Purwoko dari Dinas Pertanian dan Pangan tentang penanganan hewan kurban agar menghasilkan daging yang higienis dan berkualitas, serta Drs H Muh Fauzi MPdI dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dengan materi tata cara menyembelih hewan kurban yang syar'i.
Menurut Ketua Baznas Kulonprogo Drs H Abdul Madjid menjelaskan, masih ada yang belum tahu terkait tata cara penyembelihan hewan kurban. "Untuk itulah Baznas menggelar acara ini bagi takmir masjid/panitia kurban agar mereka lebih tahu tentang itu. Semoga apa yang disampaikan narasumber bisa memberi manfaat bagi kita semua," ujarnya.
Sementara drh Joko Purwoko Kepala Unit Pelaksana Teknis Rumah Pemotongan Hewan (UPT RPH) Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo menguraikan, penanganan sebelum disembelih adalah sapi dipuasakan kurang lebih 12 jam. Hal ini untuk mengeluarkan isi perut sebanyak-banyaknya, mempermudah mencuci jerohan, mendapatkan berat tubuh kosong (BTK). Selain itu juga mempermudah pengulitan, pengeluaran darah, dan menimbun glikogen otot.
"Proses penanganan hewan kurban harus mematuhi kaidah kaidah hyigiene personal, hyigiene peralatan, hyigiene proses (pengulitan, pelepasan daging, penimbangan, pemotongan daging, pengemasan dan distribusi). Takmir harus mempersiapkan sarana untuk sanitasi dari limbah kurban, isi jerohan hijau, maupun pencucian jerohan," ujar Joko.(Wid/Rul)