Krjogja.com - KULONPROGO - Mahasiswa KKN PPM UGM mengadakan sosialisasi dan inisiasi pemberantasan penyakit leptospirosis kepada warga di Pedukuhan Secang, Sidomulyo, Kabupaten Kulonprogo. Hal ini karena masih rendahnya pengetahuan warga yang didominasi petani dan peternak ini terhadap risiko penytakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira SP ini.
"Leptospirosis sering tidak terdeteksi gejala awalnya dan memberikan komplikasi yang cukup parah apabila penanganannya terlambat. Penyakit infeksi ini disebarkan melalui kencing hewan seperti tikus, kucing, anjing, sapi, maupun kambing. Bakteri ini banyak tersebar pada kondisi banjir, air menggenang, ataupun lumpur, dan yang kemudian masuk melalui kulit yang terluka/lecet," kata Koordinator Cluster Medika Pedukuhan Secang Azzahra Jelita melalui keterangan tertulisnya, Kamis (3/8).
Azzahra Jelita menjelaskan petani dan peternak merupakan profesi yang memiliki resiko yang cukup tinggi terjangkit penyakit leptospirosis. Gejala awal yang sering dialami oleh penderita adalah demam tinggi, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot, mata merah, dan diare. Apabila penyakit berlanjut, akan terjadi komplikasi seperti adanya kulit kuning, sulit buang air kecil, kegagalan fungsi organ vital, dan dapat berujung pada kematian. "Penyakit ini bahkan merenggut nyawa dua orang warga dalam tujuh tahun terakhir, serta satu warga lain yang terjangkit menderita komplikasi sehingga harus dirawat di Rumah Sakit dan menjalani pemulihan selama beberapa bulan," ungkapnya.
[crosslink_1]
Karena itu, kata Azzahra Jelita dibutuhkan penanganan untuk mengurangi jatuhnya korban. Intervensi pertama yaitu melakukan sosialisasi bagi petani dan peternak di Pedukuhan Secang mengenai gejala, cara persebaran, dan penanganan awalnya. Selain itu, memberikan bantuan berupa alat pelindung diri seperti sepatu boots setinggi lutut dan sarung tangan. Bahkan, mahasiswa KKN-PPM UGM membangun fasilitas berupa wastafel termasuk pengajaran cara mencuci tangan yang benar. "Inisiasi pencegahan leptospirosis melalui kerja sama antara mahasiswa KKN-PPM UGM dan warga Pedukuhan Secang diharapkan dapat menjadi langkah keberlanjutan agar kedepannya infeksi leptospirosis dapat diberantas."
Kepala Pedukuhan Secang Sumarjo mengatakan kegiatan ini disambut dengan antusias oleh warga karena menambah informasi terkait penyakit leptospirosis ini. Termasuk mendapatkan alat pelindung diri sehingga bisa mengurangi terkena infeksi bakter ini. "Selama ini warga tidak memakai alat pelindung diri yang memadai seperti boots dan sarung tangan pada saat bekerja, namun pemakaian sepatu setinggi mata kaki sudah dilakukan oleh warga", ungkapnya.
Edukasi mengenai Cara Cuci Tangan
© 2023 https://assets.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/krjogja/KKN PPM UGM
Sementara itu, Dosen Dosen Pembimbing Lapangan (DPL KKN-PPM UGM) yang membersamai mahasiswa selama 50 hari Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D mengaku bangga terhadap peran aktif mahasiswa untuk dapat meningkatkan kesehatan dan memberikan pelatihan pemberantasan penyakit leptospirosis. “Dalam rangka memonitoring dan menjaga kesehatan masyarakat, maka kegiatan ini perlu dilanjutkan dengan melakukan kerja sama dengan Dinas terkait”, tandas Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. (*)