NANGGULAN (KRJogja.com) - Menjaga kerukunan antarumat beragama penting dilakukan, sebagai implementasi dari setiap agama mengajarkan nilai-nilai persaudaraan. Agar kerukunan tetap terjaga dan berjalan harmonis maka para tokoh agama hendaknya menyampaikan tentang pentingnya sikap toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari kepada masing-masing umatnya.
"Jangan sampai tokoh agama malah menyebarkan ujaran kebencian yang bisa menganggu kerukunan antarumat," tegas Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Nanggulan, Fariq Nur Rokhim SHI MAsaat menjadi pembicara pada Sarasehan Persaudaraan Lintas Agama di aula SMA Sanjaya, Kompleks Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bercela, Nanggulan, Minggu (27/8).
Selain Fariq Nur Rokhim, sarasehan yang diadakan Dewan Paroki Santa Maria Tak Bercela dan diikuti peserta dari lintas agama tersebut juga menampilkan pembicara pendeta gereja setempat Pdt Thomas Wijayanto SSi dan Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo Drs Untung Waluyo.
Dari sudut pandang agama Islam, Fariq menyampaikan, dalam upaya menjaga kerukunan antarumat beragama hendaknya umat Islam benar-benar mengacu sikap Nabi Muhammad Saw yang melarang umatnya bersikap benci kepada kaum non Islam. "Apalagi sampai membunuh umat Nasrani tanpa alasan yang jelas maka sesuai peringatan yang disampaikan Nabi hal tersebut tidak dibenarkan dan yang bersangkutan atau si pembunuh akan masuk neraka," katanya.Â
Sementara dari posisi KUA, Fariq menegaskan, KUA harus turut mendukung kegiatan yang bertujuan merekatkan kerukunan antarumat beragama sesuai arahan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) DIY agar mengawal terwujudnya City of Tolerance
, maka KUA harus ikut andil. "KUA harus mampu menjadi fasilitator harmonisasi antar umatberagama sekaligus mampu mengejawantahkan Islam rahmatan lil alamiin dalam ajaran memayu hayuning bawana
," ujarnya.
Pendeta Thomas Wijayanto mengatakan sikap toleransi pemeluk agama sangat berpengaruh terhadap terjaganya keutuhan NKRI. Karena itu setiap pemeluk agama harus terus mengembangkan sikap toleransi. Apalagi setiap orang terlahir dengan adanya ikatan-ikatan baik suku, agama, keluarga, parpol dan ikatan lainnya. (Rul)