TEMON (KRJogja.com) - Sejumlah warga Pedukuhan Sidorejo Desa Glagah Kecamatan Temon tidak memperbolehkan lahan mereka dipakai untuk jalur kereta api (KA) menuju bandara baru. Menanggapi penolakan tersebut, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemkab Kulonprogo berencana melakukan survey ulang dan menggeser jalurnya.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Nugrogo, survey awal telah dilakukan untuk mengintegrasikan jalur KA dengan bandara. Salah satunya membuat jalur ka baru dari Stasiun Kedundang menuju lokasi bandara sepanjang 6,1 kilometer (km). Jalur tersebut akan menggunakan lahan persawahan dan tidak ada pemukiman. Tim memang mengupayakan agar jalur kereta tidak mengenai lokasi pemukiman. Hanya saja di wilayah Sidorejo masih ada warga yang menolak kehadiran jalur KA.
“Hanya tinggal 800 meter di lahan persawahan utara Sidorejo yang belum selesai,†katanya usai rakor dengan PT KAI di Pemkab Kulonprogo, Rabu (21/12).
Sementara Kabid Angkutan Terminal dan Perparkiran Dishubkominfo, Joko Tri Hatmono menjelaskan, rakor membahas permasalahan tersebut. Sehingga PT KAI sengaja diundang untuk diajak berkoordinasi menyangkut kelanjutan prosesnya. Rencananya akan diupayakan menggeser jalur sesuai dengan persyaratan teknis PT KAI.
Humas Wahana Tri Tunggal (WTT) Sidorejo, David, mengatakan sejak awal warga tetap menolak pembangunan bandara. Sehingga ketika ada kegiatan lain yang mendukung tahapan bandara akan ditolak, seperti rencana pembngunan jalur KA ke bandara. “Semua kegiatan bandara akan kami tolak,†tegasnya. (Rul/Wid)