KULONPROGO (KRjogja.com) - Kantin Kejujuran menguji kejujuran para siswa. Sebab harus mampu melakukan kejujuran dari dalam hati yang terdalam, dengan melakukannya secara mandiri dan baik, karena yang tahu hanya dirinya sendiri.
Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K), mengatakan jangan sampai 'nggabro', mengambil dua atau tiga barang tapi hanya membayar satu. Karena dari nggabro bisa menjadi kebiasaan tidak jujur dan menjadi tindakan korupsi.
"Budaya jujur sebenarnya tak hanya diawali pendidikan di sekolah saja, tapi berpijak pada keluarga. Jika orang tua membudayakan dan menjunjung perilaku jujur, maka tak sulit membentuk watak jujur. Anak harus dibiasakan tidak melakukan tindakan ngunthet, tidak melakukan tindakan korupsi," kata Hasto bersama Kepala Kejaksaan (Kajari) Wates Edwin Kalampangan SH saat bersama Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) ketika meresmikan "Kantin Kejujuran" di SMP N I Wates sebagai bentuk kepedulian bersama antara Kejaksaan Negeri Wates, Pemkab Kulonprogo, dan Forum CSR, Selasa (21/6/2016). Bupati juga menyerahkan berkas-berkas kantin tersebut kepada Ketua OSIS dan dari Forum CSR diserahkan pula bantuan, serta melakukan peninjauan.
Kepala Sekolah SMP N I Wates Dra Erni Etik Suyanti MPd menyampaikan, sekolahnya menekankan tidak hanya kecerdasan, tapi lebih pada kejujuran atau karakter siswa. "Sebenarnya embrio kantin kejujuran sudah ada sejak lama, membeli/membayar sendiri, namun hanya dalam batas item tertentu," kata Erni.
Kantin kejujuran, ditandakan Edwin Kalampangan SH, sebagai upaya dalam membangun katakter bangsa, yang tidak lepas dari generasi muda. Sejak dini dilakukan revolusi mental yang merupakan komponen integritas, kerja keras dan gotong royong. "Integritas bisa dicapai dengan kantin kejujur, beli dan bayar serta mencatat sendiri, perlu kejujuran dari diri sendiri," katanya. (Wid/Rul)