Krjogja.com - KULONPROGO - Padukuhan Borosuci, Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo memiliki salah satu bahan pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan, yaitu tanaman jali. Jali merupakan salah satu sumber pangan alternatif sejenis tumbuhan biji-bijian tropis dari suku padi-padian.
Menurut Ketua Kelompok Tani Asmorogati Yustinus Harjito, pada tahun 2018 petani di Kalurahan Banjarasri tepatnya di Dukuh Borosuci yang berjumlah sekitar 40 orang, mulai beralih menanam jali jenis pulut dengan tujuan ingin memperkenalkan kembali bahan pangan lokal yang mulai terabaikan.
Baca Juga: HW Peduli Hadirkan Kebaikan dan Pentas Budaya di Yogyakarta
"Namun dari tahun 2018 hingga 2023 ini jumlah petani yang menanam jali di Kelompok Tani Asmorogati menurun, dari semula sekitar 40 orang, kini tinggal menjadi 5 orang saja. Hal ini disebabkan untuk mengolah biji jali menjadi beras dan tepung jali membutuhkan beberapa alat atau mesin agar prosesnya berjalan efisien dan optimal," ujar Harjito.
Dikemukakan, saat ini proses pemisahan daging jali dari cangkang atau kulitnya masih dilakukan secara manual, dengan cara ditumbuk lalu ditampi. Sedangkan proses penggilingan daging jali yang sudah terpisah dari cangkangnya menjadi tepung, saat ini Kelomtan Asmorogati melakukan penggilingan ke mitra lain yang lokasinya berada di Semarang.
Selain itu, kata Harjito, Kelomtan Asmorogati dalam melakukan proses pengolahan jali belum memperhatikan tentang tata cara operasi atau good house keeping, seperti belum adanya penanganan material yang baik, masih sering kehilangan bahan baku maupun produk karena tercecer, dan belum adanya penggunaan kembali limbah yang dihasilkan.
Melihat kondisi tersebut, Tim Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Institut Sains dan Teknologi (IST) AKPRIND Yogyakarta hadir memberikan solusi. Solusi pengolahan atau produksi jali yang efisien, optimal dan ramah lingkungan disosialisasikan di ruang Balai Kalurahan Banjarasri pada15 Agustus 2023 lalu. Antara lain dihadiri Lurah Banjarasri Drs Madisantoso, Ketua Kelomtan Asmorogati Yustinus Harjito beserta anggotanya.
Baca Juga: Kemendikbudristek Lepas 358 Penerima Beasiswa Indonesia Maju
"Solusi yang kami sampaikan melalui pembuatan alat teknologi tepat guna berupa mesin pengupas kulit jali untuk memisahkan daging jali dari cangkang atau kulitnya, dan mesin penggilingan daging jali menjadi tepung. Selain itu kami bantu pembuatan website sebagai sarana digital marketing dan penerapan produksi bersih, sehingga ramah lingkungan," ujar Ketua Tim Hibah PKM IST AKPRIND Paramita Dwi Sukmawati ST MEng didampingi Anggota Dewi Wahyuningtyas ST MEng dan Yuli Purwanto ST MEng, Senin (21/8/2023).
Dalam pelaksanaannya Tim Hibah PKM Dosen IST AKPRIND yang lolos pendanaan pada tahun 2023 ini bekerja sama dengan Kelomtan Asmorogati. Paramita Dwi Sukmawati berharap, melalui sentuhan teknologi tepat guna ini pengolahan jali menjadi lebih produktif, hemat, efisien, cepat, optimal, sekaligus ramah lingkungan karena mengedepankan aspek cleaner production atau produksi bersih.
Baca Juga: Wow, Donald Trump Kantongi Rp 148,9 Miliar dari Kripto dan NFT
Selain itu juga semakin dikenal luas masyarakat dengan adanya website untuk pemasaran secara digital. (San)