Krjogja.com - KULONPROOGO - Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi perempuan, DPRD Kabupaten Kulonprogo menggelar semiloka Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) dengan tema ‘Mendorong Partisipasi Perempuan dalam Pemilu 2024’, Kamis sore (24/08/2023), di Wates. Data dari KPU Kulonprogo, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, total pemilih 345.038 orang, terdiri 177.016 pemilih perempuan dan 168.022 pemilih laki-laki
"Diharapkan banyaknya pemilih perempuan, maka partisipasinya juga tinggi dalam memberikan hak suaranya. Pada dasarnya KPP terdiri dari para anggota dewan perempuan, di mana perempuan mewakili 30 persen suara yang ada di lembaga. Pemilih perempuan lebih banyak, saya yakin ibu-ibu itu konsisten, dan harapannya pemilih perempuan meningkat untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024," kata Ketua KPP Kulonprogo Ratna Purwaningsih SPd.
Disampaikan Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati SE, selama ini afirmasi masih dalam pencalonan, belum afirmasi jadi, sehingga perlu meningkatkan bagaimana perempuan itu untuk mendukung perempuan. "Terutama ini yang kita sasar adalah kelompok-kelompok. Agar mereka bisa menyampaikan betapa pentingnya dukungan perempuan," ujar Akhid ketika membuka semiloka.
Menurut Akhid, yang memahami kebijakan yang berorientasi perempuan itu juga perempuan. Maka ini dibutuhkan energi banyak bagaimana mengedukasi perempuan agar berpartisiapsi dengan memberikan hak pilihnya di pemilu legislatif (pileg), pilpres pada Februari maupun pemilukada November 2024.
"Pentingnya juga perempuan-perempuan diberikan edukasi memilih sesama perempuan tetapi juga yang berkualitas, berkapabilitas, tidak sekedar memilih yang berpenampilannya, kemudian oriented kinerjanya. Jangan sampai ketika jadi anggota legislatif tidak punya orientasi kerja, tidak tahu kinerja untuk apa," tandasnya di sela-sela semiloka.
Hidayat Thoyyibah dari KPU Kulonprogo menyatakan bahwa bagi kelompok perempuan, sebagai pemilih itu sekaligus sebagai tantangan dan peluang untuk memperbaiki kondisi maupun posisinya. "Walaupun kita tahu bahwa setara, tetapi pada praktiknya, kita lihat dalam kekuasaan yang ada perempuan itu jumlahnya sedikit. Ini peluang, tidak hanya merebut kekuasaan, tetapi peluang yang diwakili. Pemilih perempuan kita 50 persen lebih," ucapnya. (Wid)