KULONPROGO - Dalam upaya melestarikan tradisi leluhur, sekelompok mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode ke - 111 Unit VI.D.2 di Padukuhan Pundak Tegal, Kelurahan Kembang, Kecamatan Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo. KKN UAD ikut serta menyemarakkan acara Merti Dusun.
Kelompok KKN ini dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Hardi Prasetiawan S. Pd M. Pd, dengan ketua Aldi Tiar Mahendra, serta anggota Nisrina Noor Khasanah, Mohammad Ikbal Efer, Devi Aulia Nanda, Hendra Setiawan, Endi Nurkholis, Anggun Wahyuni, Adella Wahyu Adriani, serta Isna Rachma Fiany Wafiq Azizah.
“Merti Padukuhan atau Merti Dusun merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas nikmat dan rezeki yang telah diberikan, dan agar dijauhkan dari malapetaka,” jelas Candra Mulatsih S.T selaku ibu dukuh Padukuhan Pundak Tegal.
Baca Juga: Pertunjukan Teatrikal 'Bongaya' Angkat Isu Perdamaian
Suasana meriah terlihat jelas di Padukuhan Pundak Tegal, Kalurahan Kembang, Kabupaten Kulon Progo pada Minggu (27/8/2023) saat pelaksanaan kegiatan merti dusun. Acara yang menjadi bagian penting dari budaya lokal ini mendapat dukungan kuat dari Dana Keistimewaan (danais) melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, dengan tujuan untuk mendorong antusiasme masyarakat dalam menjalankan tradisi adat tersebut.
Sebelum pelaksanaan kirab budaya, diawali dengan bersih-bersih dusun secara gotong royong bersama masyarakat Padukuhan Pundak Tegal. Dilanjutkan di hari berikutnya, pertama-tama acara karnaval Kirab Budaya dengan membawa gunungan hasil bumi keliling padukuhan. Kemudian acara dirangkai dengan sambutan-sambutan, pentas seni pertunjukan dari masyarakat Padukuhan Pundak Tegal dan proses merti terakhir yakni rayahan gunungan atau rebutan gunungan hasil bumi Padukuhan Pundak Tegal.
Unit VI.D.2 KKN Universitas Ahmad Dahlan periode 111 ikut berpartisipasi serta memeriahkan kegiatan merti dusun di Dukuh Pundak Tegal sebagai bagian dari program kerja tematik. “Kami semua terlibat secara langsung membantu menyukseskan kegiatan, sebagai wujud dari terjun langsung ke masyarakat khususnya Padukuhan Pundak Tegal, berbagai tugas yang diberikan kepada kami mahasiswa dari bagaimana penyusunan rangkaian acara, membantu merias bagi yang perempuan sedangkan yang laki-laki membantu pembuatan gunungan, hingga merasakan bagaimana mengangkat gunungan sehingga lebih merasakan kenyataan dalam kehidupan bersosial,” ujar Aldi Tiar, ketua unit KKN VI.D.2.
Baca Juga: PKS Sleman Gelar Pendidikan Politik untuk BCAD
“Tentang pelaksanaan merti dusun di Pundak Tegal, saya merasa puas dan sukses meskipun tidak sempurna seperti yang kita harapkan. Namun secara keseluruhan proses Merti Padukuhan Pundak Tegal sudah terbilang sukses. Karena yang direncanakan dari awal, misalnya perencanaan Kirab, sudah sesuai dengan waktu perjalanannya, namun persiapan awal dari start mundur karena masing-masing peserta Kirab belum siap di lokasi sehingga waktunya mundur. kemudian terkait dengan anggaran yang disediakan dari Padukuhan yang bersumber dari Dana Keistimewaan sudah mencukupi. Saya rasa untuk acara merti dusun kemarin Alhamdulillah sukses. Kemudian mengenai acara Merti Dusun merupakan awal acara Merti Padukuhan di Pundak Tegal, karena sebelumnya diadakan di tingkat Keluarahan atau Desa. Jadi di Padukuhan Pundak Tegal baru pertama kali diadakan dan saya kira jika diadakan di Padukuhan itu lebih meriah, karena berpusat dilingkup kecil sehingga semua warga masyarakat bisa dilibatkan disitu. Apalagi di Pundak Tegal fokusnya bukan di panitia padukuhan atau pusat, tetapi di sebar di 6 RT dan masing-masing RT mengelola kelompok Kirabnya dan anggarannya pun diserahkan di 6 RT tersebut sehingga anggarannya lebih maksimal dan lebih meriah lagi,” tutur Umar selaku Ketua Panitia Merti Padukuhan Pundak Tegal.
Baca Juga: Puan: Gibran Dipertimbangkan Jadi Bacawapres
Dalam pelaksanaan kali ini, warga Padukuhan Pundak Tegal dengan semangat mengikuti prosesi merti dusun. Salah satu momen paling mencolok adalah arakan gunungan dan tumpeng, sebuah simbol penghormatan dan kesyukuran dalam adat Jawa. Seluruh warga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, memperlihatkan rasa kebersamaan dan kecintaan mereka terhadap tradisi leluhur.(*)