kulonprogo

Wagub DIY: Zakat Bukan Semata Ketaatan Vertikal, Tetapi Juga Tanggung Jawab Sosial

Kamis, 14 September 2023 | 08:50 WIB
(Foto: Istimewa)


KRjogja.com - KULON PROGO - Zakat semestinya dipahami bukan semata-mata sebagai kewajiban transendensi kepada Yang Maha Kuasa saja, tetapi sekaligus merupakan manifestasi relasi horizontal antar umat, sebagai wujud ketaqwaan menciptakan keadilan serta rahmat bagi seluruh kehidupan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, saat memberikan sambutan pada Launching Program Kampung Berkah di Sanggar Among Lare, Pereng Sendangsari Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Senin (11/09/2023).

Sebagai umat yang taat, tambah Wakil Gubernur, kewajiban itu tidak selesai hanya dengan mengeluarkan zakat. Tetapi juga harus memikirkan dan melakukan upaya agar zakat tersebut membawa manfaat bagi kaum yang tertinggal kesejahteraannya.

Baca Juga: Lestarikan Budaya Yogya, Perdais DIY No 3/2017 Terus Disosialisasikan

“Dalam konteks ini, tepat kiranya memikirkan prospek pembangunan umat berbasis zakat, sebagai sebuah mekanisme pemberantasan kemiskinan,” Wakil Gubernur menegaskan. Prospek sebagaimana dimaksudkan Wagub adalah bagaimana mewujudkan kemandirian umat melalui mekanisme zakat.

Program Kampung Berkah sebagaimana dijelaskan Ketua Baznas DIY, Hj. Puji Astuti, merupakan program berkelanjutan selama tiga tahun berbasis kalurahan yang menyasar lokus 15 Kapanewon Penanggulangan Kemiskinan. Pada prinsipnya Kampung Berkah merupakan payung bagi berbagai program karitatif dan pemberdayaan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing lokasi tersasar Kampung Berkah.

Di Kabupaten Sleman misalnya, Kampung Berkah Pondokharjo menaungi program Sleman Sehat untuk bantuan penanganan stunting kepada salah satu warga sebesar satu juta rupiah, bantuan kesehatan gagal ginjal sebesar tiga juta rupiah, bantuan biaya hidup, bantuan renovasi masjid, dan bantuan modal usaha Kelompok Sumber Rezeki sebesar Rp 10 juta rupiah.

Baca Juga: Lolos ke Piala Asia U-23 Qatar 2023, Presiden Minta Timnas Lebih Siap

Saat ini, Baznas DIY telah membentuk delapan Kampung Berkah di Bantul (Kalurahan Wukirsari dan Selopamioro), Sleman (Wukirharjo dan Pondokrejo), Gunungkidul (Bejiharjo dan Planjan), serta di Kabupaten Kulon Progo di Kalurahan Sendangsari dan Sidoharjo yang diresmikan hari ini.

Rencananya, Baznas akan menambah empat lokasi Kampung Berkah baru setiap tahunnya.

Pj. Bupati Ni Made Dwipanti Indrayanti dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Daerah Triyono menyatakan bahwa kemiskinan merupakan permasalahan yang mendesak dan penyelesaiannya memerlukan pendekatan yang sistematik, terpadu, menyeluruh, dan berkelanjutan.

Terlepas dari indeks kebahagiaan dan usia harapan hidup yang tinggi, data kemiskinan nasional menunjukkan bahwa DIY merupakan daerah relatif miskin. Angka kemiskinan rata-rata nasional sekitar 9,57% dan DIY pada 11,34%. Hal ini menjadikan DIY sebagai daerah termiskin di Pulau Jawa.

Apa yang dilaksanakan Baznas sejalan dan mendukung upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan pemerintah.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani, menyambut gembira program ini karena menunjukkan bahwa edukasi dan advokasi yang dilakukan instansinya bersama seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting DIY membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

“Kepedulian Baznas DIY untuk mengarahkan penggunaan zakat dalam mengatasi permasalahan masyarakat miskin, termasuk permasalahan stunting, merupakan bukti konvergensi (keterpaduan) upaya pengentasan stunting berhasil menggugah kepedulian semua pihak,” ungkap Ritamariani. Pihaknya optimis target penurunan stunting menjadi 14% pada akhir 2024 dapat dicapai.

Halaman:

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB