Krjogja.com - KULONPROGO - Puluhan satuan pendidikan di tingkat SD maupun SMP di Kabupaten Kulonprogo di musim kemarau ini kekurangan air bersih. Karena itu Pemkab Kulonprogo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Baznas, dan Paguyuban Pegawai Kristiani memberikan bantuan air bersih kepada 20 satuan pendidikan yakni 12 SD dan 8 SMP. Droping air dilakukan dua kali yakni 9 Oktober dan November mendatang.
Disampailan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Kulonprogo Arif Prastowo SSos MSi, ada puluhan sekolah atau hampir 50 yang kekurangan air bersih terutama di wilayah Kapanewon Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, Kokap, sebagian Sentolo.
Baca Juga: Sedekah Air Pakai Sampah Road to Rakernas LDII 2023
"Terbanyak kebutuhan air bersih ini untuk keperluan ibadah seperti wudhu, juga tanaman, dan lainnya," terang Arif di sela-sela droping air bersih di SD N Pergiwatu Wetan Kalurahan Srikayangan Kapanewon Lendah, Senin (09/10/2023). Hadir Staf Ahli Bupati, Baznas, BPBD, Bagian Kesra Setda, Lurah dan Panewu, Tagana, serta lainnya.
Ketua Baznas Kulonprogo H Alfanuha Yushida MPMat menyatakan, Baznas dalam kegiatan ini membantu 17 satuan pendidikan. "Air merupakan salah satu kebutuhan pokok. Diharapkan permasalahan rutin ini (kekurangan air) bisa dicarikan solusi, sehingga bisa diselesaikan secara permanen, " ujarnya.
Hal senada juga dikemukakan Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan dan SDM Setda Kulonprogo Bambang Sutrisno SSos MSi. Dikatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan jangka pendek dan memperlancar proses kegiatan belajar mengajar (KBM). "Harapannya seluruh yang sudah punya pompa bisa dioptimalkan, atau diganti agar bisa menjangkau ke atas," ucapnya.
Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan, UMKM Dilatih Merancang Strategi Bisnis
Kepala SD N Pergiwatu Wetan Suhartini SPdJas mengatakan, bulan September kemarin sudah kekurangan air untuk kegiatan sekolah termasuk terutama menunjang ibadah, air untuk wudhu dan lainnya. "Sebenarnya sudah ada pompa, tapi ketika dinyalakan air tidak bisa naik, setelah dicek memang dalam. Sedangkan ketika musim penghujan sumur penuh dengan air, bahkan gedung sempat pula kebanjiran," kata Suhartini yang meminta pula bantuan jetpump untuk menaikkan air.(Wid)