KULONPROGO, KRJogja.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank selalu berkolaborasi dengan banyak pihak, kementerian terkait, pemda maupun pemkab di seluruh Indonesia, dalam memberikan pendampingan dan bantuan pembiayaan bagi komunitas atau cluster petani/ pengrajin/ koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.
Menurut Kepala Divisi Penugasan Khusus Ekspor LPEI, Wahyu Bagus Yuliantok, saat ini baru ada delpan kantor cabang yaitu Medan, Jakarta, Batam, Solo, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makasar.
"Saat ini LPEI juga telah bekerja sama dengan sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BJBR dan Bank Jatim. Ke depan kita menjalin kerja sama dengan BPD DIY, Bank Jateng, Sumut dan Sulselbar," kata Wahyu Bagus Yuliantok di sela Media Gathering menjelang kunjungan ke tiga pelaku UMKM binaan LPEI yakni PT Sport Glove Indonesia di Kabupaten Sleman, CV Siji Lifestyle di Kabupaten Bantul dan Desa Devisa Kakao di Kabupaten Gunungkidul, DIY, kemarin.
LPEI terus berkolaborasi dengan ekosistem ekspor terutama dengan lembaga keuangan untuk memberikan daya saing pada para pelaku usaha agar tumbuh dan berkembang meningkatkan penerimaan devisa negara.
Baca Juga: Libur Nataru, Antusiasme Penumpang Kereta Api Makin Tinggi
Saat ini total dana Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Rp 8,7 T juga telah dialokasikan untuk berbagai program PKE. Adapun sebagai Special Mission Vehicle Kemenkeu, LPEI berkomitmen terus mendukung proyek-proyek strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya sektor pariwisata dan menciptakan peluang baru bagi pelaku bisnis.
"LPEI ikut berperan dalam menjadikan eksportir Indonesia sebagai pelaku usaha yang disegani di tataran global, karena mampu menghasilkan produk dan jasa ekspor berkelas dunia.
Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN) diberikan Indonesia Eximbank kepada badan usaha berbentuk badan hukum maupun tidak berbentuk badan hukum termasuk perorangan berdomisili di dalam dan di luar wilayah RI," tuturnya.
Memasuki tahun ketiga total penyaluran pembiayaan untuk PKE UKM mencapai hampir Rp 1 T dengan 200 pelaku usaha kecil yang sudah dibiayai.
Program PKE UKM ini juga dilakukan sebagai upaya Indonesia keluar dari middle trap income, pertumbuhan ekonomi tanah air harus menyentuh angka tujuh persen yang secara konsisten dapat didukung melalui ekonomi berbasis ekspor.
Kepala Divisi Strategi Komunikasi LPEI, Maria Sidabutar menjelaskan, Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA) adalah penugasan yang diberikan pemerintah pada LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan tapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan ekspor nasional.
Tentang Desa Devisa, program pemberdayaan komunitas petani, pengrajin, koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.
Kegiatan berupa pendampingan mengatasi hambatan ekspor komunitas meliputi penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas produksi, prosedur ekspor, perizinan dan sertifikasi serta akses pasar.
"Kami bersyukur mendapat pendampingan dari LPEI, terutama kaitannya cara mengolah kakao secara optimal. Jumlah yang kecil menghasilkan produk berkualitas dengan harga premium," ujar Ketua Desa Devisa Kakao Gunung Kidul, Ahmad Nasrodin. (Rul)