KRJogja.com - KULONPROGO - Banyaknya kegiatan vaksinasi berpotensi munculnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI yang dialami bisa berupa gejala demam dan nyeri pada bagian bekas suntikan.
"Tapi sejauh ini tidak ada laporan KIPI, justru kami mengantisipasi adanya penolakan dari orang tua anak terkait vaksinasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, DIY, dr Sri Budi Utami, Rabu (11/9).
Seperti diketahui Dinkes Kulonprogo sedang melakukan banyak vaksinasi pada kelompok anak-anak selama beberapa waktu terakhir. Setidaknya tiga jenis vaksinasi yang dilakukan.
Sri Budi Utami mengungkapkan, belum lama ini pihaknya melaksanakan vaksinasi Polio yang merupakan bagian dari program Pekan Imunisasi Nasional (PIN). "September ini kami juga memulai pelaksanaan vaksinasi Japanese Encephalitis (JE)," jelasnya.
Dinkes setempat juga melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) secara rutin setiap tahun.
Pihaknya mengklaim belum ada kasus penolakan vaksinasi di Kulonprogo. Dinkes menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi.
Pelaksanaan vaksinasi JE saat ini masih berlangsung dan rencananya berakhir 31 Oktober mendatang. Sebanyak 81 ribu anak di Kabupaten Kulonprogo jadi sasaran pemberian vaksin JE lewat suntikan.
"Target capaiannya secara nasional 95 persen, tapi kami berupaya agar bisa lebih dari itu," ujarnya.
Pelaksanaan PIN Polio dua putaran juga sudah mencapai 97 persen. Tapi langkah penyisiran tetap dilakukan untuk memastikan seluruh target sasaran menerima vaksin.
Secara terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Triyono MSi menjelaskan vaksinasi JE merupakan upaya melindungi anak-anak agar bebas dari risiko radang otak. Kalau sampai terpapar, akan berdampak pada masa depan mereka.
"Harus ada intervensi dalam menanggulangi penyebaran JE di Kulon Progo lewat program vaksinasi seperti ini," tutur Triyono. (Rul)-