kulonprogo

Berhenti dari Penambangan Pasir, Warga Nglatiyan Gagas Kelola Sampah Mandiri

Minggu, 13 Oktober 2024 | 21:10 WIB
Warga Nglatiyan ketika studi banding di TPSP Kedung Randu dan Greenposa Banyumas (Ist)

KRJogja.com - KULONPROGO - Warga Padukuhan Nglatiyan Kalurahan Ngentakrejo Kapanewon Lendah Kabupaten Kulonprogo, menunjukkan tekad untuk bertransformasi dari sektor penambangan pasir yang telah mereka jalani sebagai mata pencaharian utama selama lebih dari 20 tahun ke pengolahan sampah.

Ide dan niat tersebut disampaikan pada Musrenbang Desa dan rencana itu sudah disampaikan sekitar dua tahun lalu dalam kesempatan musyawarah di tingkat desa.

"Keputusan untuk beralih dari penambangan pasir ke pengelolaan sampah murni kesadaran kolektif atas dampak lingkungan dan ekonomi jangka panjang. Kami menegaskan, inisiatif ini bukanlah bagian dari agenda politik, melainkan wujud tanggungjawab warga terhadap lingkungan dan masa depan mereka sendiri," kata Nuri, perwakilan, penggagas dan juru bicara warga Nglatiyan I Ngentakrejo didampingi Direktur PT Sinergi Bumilangit Seraya (SBS) Arthur dalam acara sarasehan warga di padukuhan tersebut, Minggu (13/10).

Pernyataan tersebut mengklarifikasi berbagai pemberitaan yang muncul di sejumlah media yang menyebutkan, usaha pengelolaan sampah di Padukuhan Nglatiyan merupakan program kampanye pilkada. Padahal ide tersebut muncul di pertengahan tahun 2022, sebelum ada kampanye Pilkada.

Nuri mengatakan, warga menyadari dampak negatif penambangan pasir terhadap lingkungan serta penurunan cadangan material pasir yang semakin kritis. Oleh karena itu, mereka sepakat sumber mata pencaharian dari penambangan pasir tidak lagi berkelanjutan.

Warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penambang Pasir Nglatihan mulai memikirkan masa depan dan cara beralih ke sektor usaha baru yang lebih berkelanjutan. Salah satu langkah besar yang diambil adalah mengubah fokus usaha dari penambangan pasir menjadi pengelolaan sampah.

Warga Nglatiyan memutuskan untuk memfokuskan diri pada studi pengelolaan sampah bersama mitra pendamping yang telah memberikan panduan dan langkah-langkah strategis. Dengan dukungan berbagai pihak, warga berharap dapat mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang tak hanya mengurangi permasalahan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.

Pada medio September lalu, 50 orang warga Nglatiyan melakukan studi banding dan pelatihan pengolahan sampah ke TPST Kedung Randu dan Greenposa.

Inisiatif ini terinspirasi keberhasilan Desa Kedung Randu di Banyumas, yang telah memanfaatkan sampah sebagai komoditas ekonomi melalui budidaya maggot dan pengelolaan sampah yang menghasilkan nilai tambah.

Dari hasil studi banding ini warga Nglatiyan mendapat pengetahuan teknis dan memperkuat inspirasi untuk memulai langkah serupa di wilayah mereka sendiri.

Dengan komitmen yang kuat dan semangat gotong-royong, warga Nglatiyan berharap langkah mereka dalam bertransformasi dapat menjadi contoh bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa. (Obi)

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB