kulonprogo

Dibanding 2023, Kasus DBD 2024 di Kulonprogo Meroket

Minggu, 5 Januari 2025 | 17:54 WIB
Kadinas Kesehatan Kulonprogo Sri Budi Utami. (Foto: Widiastuti)

KRjogja.com - KULONPROGO - Di Kabupaten Kulonprogo terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang cukup signifikan. Tahun 2024 ini meningkat hampir 4x lipat dibandingkan tahun 2023.

Melihat dari pola tren tahunan, sebelumnya menunjukkan pola 6 tahunan, namun sejak tahun 2020 terlihat adanya pola dua tahunan dengan peningkatan kasus pada tahun 2022 dan 2024.

"Hal ini seiring dengan situasi nasional yang menunjukkan peningkatan kasus pada periode waktu ini serta adanya pemendekan siklus dari 10 tahunan menjadi pola 3 tahun bahkan kurang. Tren kasus dengue secara nasional terjadi peningkatan Insiden Rate (angka kejadian) namun terdapat penurunan pada case fatality rate (angka kematian)," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo Dr Sri Budi Utami MKes ketika dikonfirmasi Minggu (5/1/2025).

Baca Juga: Arus Balik Penumpang Nataru, Penjualan Tiket KA Jarak Jauh dan Lokal Mencapai 3.672.144 Penumpang

Jumlah kasus di Kulonprogo, lanjut Sri Budi, pada tahun 2024 ini meningkat hampir 4x lipat dibandingkan tahun 2023. Pada tahun 2023 terdapat 413 kasus dan 2024 sebanyak 1.731 kasus. Distribusi kasus paling banyak ada di wilayah Kapanewon Lendah, Galur, Wates dan Sentolo. Meskipun begitu di hampir semua kapanewon menunjukkan angka peningkatan kasus juga. "Selama tahun 2024 tidak ada kematian oleh karena DBD," ujarnya.

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan meliputi deteksi dini dan penatalaksanaan pengobatan kasus, penyelidikan epidemiologi dan penemuan kasus di masyarakat dengan gejala serupa /demam untuk segera berobat ke fasyankes. Kemudian mengoptimalkan GERTAK-PSN-DBD di semua wilayah kerja puskesmas, melakukan pemantauan jentik berkala di masyarakat, dengan hasil ABJ secara keseluruhan masih kurang dari 95 persen, dan mengembangkan OVITRAP (perangkap nyamuk) untuk mengurangi populasi nyamuk.

Baca Juga: Sejumlah Kasus Belum Tuntas Ditangani Polres Temanggung di 2024

"Kami melaksanakan pula penanggulangan focus DBD (fogging) jika diperlukan. Pemberdayaan, penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian kasus DBD dan segera melakukan pemeriksaan ke faskes terdekat jika mengalami gejala DBD, mengaktifkan Pokjanal DBD di semua Kapanewon, serta koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait upaya-upaya dalam pencegahan dan pengendalian kasus DBD," ucapnya.

Salah seorang warga Wates, Sugiyanta menuturkan bahwa putrinya trombositnya sempat menurun. "Dirawat beberapa hari di salah satu rumah sakit di Jogja. Sudah boleh pulang dan sekarang kondisinya membaik," katanya sambil menambahkan di wilayahnya ada empat anak yang trombositnya juga menurun. Di Wates pula seperti dikatakan salah satu Ketua RT, beberapa warganya juga terkena DBD dan wilayahnya sudah difogging/semprot secara swadaya.(Wid)

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB