Krjogja.com - KULONPROGO - Data-data yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) agar lebih memiliki fungsi edukatif bisa dikemas menjadi konten-konten yang menarik di media sosial (medsos). Sehingga semua masyarakat bisa memanfaatkannya, karena selama ini konotasinya data-data yang terdapat di BPS hanya menjadi konsumsi akademis.
Akhmad Nasir SSos Koordinator Bidang Sosial Edukasi dan Komunikasi Publik (SEKP) Komisi Informasi Daerah (KID) DIY menyatakan hal itu usai menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar BPS Kulonprogo, di RM Bebek Brontak Tawangsari Pengasih, Kamis (11/12/2025).
Baca Juga: AgenBRILink Perkuat Inklusi Keuangan, Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan
FGD Reviu Standar Pelayanan pada Pelayanan Statistik Terpadu (PST) BPS Kulonprogo dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada pengguna layanan tersebut dibuka Sudiyana Plt Kepala BPS Kulonprogo dan dihadiri OPD, Perguruan Tinggi, ormas, perwakilan mahasiswa, serta unsur lainnya.
Dikatakan Nasir, KID DIY mengadakan monitoring terhadap enam BPS di DIY, dan dari enam itu yang satu belum ikut monev, dua informatif, satu menuju informatif, serta sisanya cukup informatif.
"Itu menggambarkan masing-masing sudah menyediakan informasi secara umum aksesibel. Perlu ditingkatkan adalah mengemas data statistik itu menjadi konten, yang tidak hanya menjadi konsumsi akademi tetapi masyarakat biasa juga bisa memanfaatkannya, misalnya menjadi konten edukatif di medsos akan sangat fungsi edukasinya berjalan dengan baik," ujarnya.
Menurut Nasir, tantangan ke depan sebagian masalah adalah kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tentang skala prioritas.
"Mungkin ini belum dianggap penting. Padahal dari perspektif masyarakat penting, contoh konten medsos banyak dicari. Mungkin BPS menganggap medsos itu bukan sesuatu yang serius, makanya lebih banyak di website. Konten-konten sekarang banyak untuk hiburan, padahal konten yang sifatnya substantif yang dikemas dengan data agar diterima audiensnya akan jauh lebih enak dilihat," ucapnya.
Disampaikan Plt Kepala BPS Kulonprogo Sudiyana, BPS terdapat pelayanan baik di perpustakaan maupun online. Saat ini dari sisi publisitas tidak masalah, mengakses online sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, hanya saja di sisi lain dituntut untuk adanya kunjungan/offline.
"Ini masuk penilaian sebagai penyedia data. Kalau online sudah berlipat-lipat dari kunjungan manual/offline. Memang ada tuntutan peningkatan kunjungan secara offline. Upaya terhadap itu salah satu goes to kampus, goes to school, selain sosialisasi terkait data. Web kami juga menyediakan konsultasi, misal ketika ada yang mengolah data dari BPS untuk skripsi, kami bisa memberi jalan keluar, sesuai kemauan dari mahasiswa," pungkasnya. <B>(Wid)<P>