Karya Maestro Keroncong Gesang, Lagu Bengawan Solo Diterjemahkan dalam 13 Bahasa

Photo Author
- Senin, 2 Oktober 2023 | 01:10 WIB
Gedung Lokananta di Jalan A. Yani Nomor 379 A, Purwosari, Laweyan, Surakarta  (Dok. Surakarta.go.id)
Gedung Lokananta di Jalan A. Yani Nomor 379 A, Purwosari, Laweyan, Surakarta (Dok. Surakarta.go.id)

KRjogja.com - SIAPA yang tak mengenal lagu Bengawan Solo. Lagu ciptaan Gesang Martohartono yang merupakan sosok maestro keroncong terkenal asal Solo.

Lahir pada 1 Oktober 1917, Gesang tumbuh besar dalam keluarga sederhana. Pada 20 Mei 2010, Gesang meninggal dunia di usia 92 tahun.

Mengutip dari surakarta.go.id, ayah Gesang adalah seorang pengusaha batik. Namun, ayahnya bangkrut saat Gesang masih remaja.

Baca Juga: Selamat Ulang Tahun Ibu Iriana Jokowi

Hal itu membuat Gesang harus bekerja keras untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia pun mendapatkan pemasukan dengan bernyanyi dari panggung ke panggung.

Awalnya, Gesang memang tidak berprofesi sebagai seorang pencipta lagu. Beliau adalah seorang penyanyi tembang keroncong Jawa.

Saat awal karier, Gesang pernah menciptakan beberapa lagu, di antaranya Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan. Lagu-lagu tersebut ditulisnya pada masa Perang Dunia II.

Namun, kehadiran lagu-lagu tersebut masih belum menggerakkan hati masyarakat sekitar. Meski demikian, hal itu tak membuat Gesang putus asa dan justru membuatnya lebih gigih untuk menciptakan lagu-lagu lainnya.

Baca Juga: Sastra Anak di Kampung Kota 2023, Sila Sedheku Sinau Sastra

Hingga akhirnya, satu lagu ciptaannya yang berjudul Bengawan Solo mampu menempatkan Gesang di puncak popularitas. Lagu Bengawan Solo ditulis pada 1940 atau saat Gesang berusia 23 tahun.

Dalam lagu tersebut, Gesang menceritakan kekagumannya akan keelokkan Sungai Bengawan Solo. Lagu ini pun mampu mendatangkan animo dari berbagai kalangan masyarakat lokal hingga mancanegara.

Berkat lagu ini, Gesang diundang untuk menyanyi di beberapa negara Asia. Bukan itu saja, Bengawan Solo juga telah diterjemahkan dalam 13 bahasa, termasuk bahasa Inggris, Rusia, Tionghoa, dan Jepang.

Baca Juga: SKCK Masihkah Dibutuhkan Saat Mendaftar CPNS 2023?

Sementara itu, penciptaan lagu Bengawan Solo membutuhkan proses yang cukup lama, yakni sekitar enam bulan. Pemilihan nada dan lirik yang sederhana dalam lagu ini mampu membawa seseorang untuk ikut merasakan situasi dan kondisi Sungai Bengawan Solo yang sesungguhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mantan Vokalis Edane, Ecky Lamoh Meninggal Dunia

Minggu, 30 November 2025 | 10:30 WIB
X