KRjogja.com - YOGYA - Yogyakarta Kota Batik Dunia bisa cepat diwujudkan dengan kebijakan Gubernur DIY, Bupati, dan Walikota yang membuat regulasi khusus dan Laboratorium Batik di tiap Kabupaten/Kota wilayah DIY. Sehingga ciri khas batik memberi kesan tersendiri dan daya tarik serta memperkuat branding Kota Batik Dunia.
"Regulasi khusus misalnya hotel-hotel, resto, cafe, dan kantor-kantor Pemerintah-Swasta, Stasiun KA, Terminal Bus dan lain-lain, ada sentuhan motif-motif batik khususnya Batik Motif Yogyakarta dan Motif lsinnya," tutur Ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad Yogyakarta, GBPH Prabukusumo kepada KRjogja.com, Minggu (1/10/2023) di Halaman Kantor Perwakilan BI DIY.
Baca Juga: Selamat Ulang Tahun Pak Luhut
Di sela kegiatan Senam Zumba dan Jalan Sehat memperingati Hari Batik 2023, Gusti Prabu menjelaskan Laboratorium Batik bisa dimanfaatkan sekolah-sekolah dengan fasilitas ruangan untuk simpan bahan-bahan dan alat-alat, praktikum, prosesing dan jemur, dan lainnya.
"Pagi untuk siswa sekolah, malam bisa untuk ASN, Dinas-dinas, Kapanewon, Kelurahan, Padukuhan serta Jajaran TNI POLRI, Laboratorium Batik yang terpadu untuk efisiensi juga bisa untuk mengundang wisatawan mancanegara maupun nusantara," jelasnya.
Sambutan juga disampaikan GKBRAyA Paku Alam (Gusti Putri) selaku Penasihat PPBI Sekar Jagad, Kepala Tim Implementasi KEKDA BI DIY Rif'at Pasha dan Ketua Panitia drg Handoko. "Pengakuan UNESCO terhadap Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda kita sambut gembira dengan semangat Batikmu Batikku Batik Kita, Batik Indonesia Mewarnai Semesta," tegas Gusti Putri.
Baca Juga: Bullying SMPN 2 Cilacap, Pastikan Pemenuhan Hak dan Penanganan Korban
Selanjutnya usai Senam Zumba yang penuh semangat dan gembira, peserta Jalan Sehat dilepas, dengan membawa poster dukungan Yogya sebagai Kota Batik Dunia, dan banyak yang mengenakan batik yang mampu menarik perhatian masyarakat Yogya.
Demikian juga Ketua III PPBI Sekar Jagad Afif Syakur menyebutkan setiap proses pembuatan motif batik mempunyai cerita sendiri dan filosofi yang bakal semakin menarik minat. "Dulu batik hanya digunakan untuk acara formal bahkan hanya keturunan raja yang bisa mengenakan motif tertentu, orang kaya yang bisa membeli batik. Kini batik memiliki nilai ekonomis yang potensial," ucapnya. (Vin)