Krjogja.com - Debut band trio asal Jogja, Raw Theory, tak sekadar melempar single perdana. Mereka membunyikan alarm sejarah dalam format musikal yang memadukan distorsi khas rock 90-an dan narasi kelam Orde Baru. Single bertajuk “Karam” menjadi pembuka suara mereka: lantang, keras, dan berkarakter.
Format Raw Theory diisi oleh Ahmad Ali (vokal), Rimanda Sinaga (gitar), dan Akbar Gober (drum). Band ini terbentuk secara organik dari interaksi musikal Ahmad Ali dan Rendi Derainway, produser sekaligus pendiri manajemen DRW Legacy, awal 2024 silam.
Baca Juga: IIDI Yogya Periode 2025-2028 Disyahkan, Ini Program Prioritasnya
Saat itu, Ali rutin tampil dari panggung kafe ke kafe, hingga akhirnya dipertemukan oleh semesta musik dengan Rendi.
“Mas Rendi suka nongkrong di tempat aku main. Lama-lama ngobrol, lalu muncul ide bikin band dengan roh sound desain ala 90-an,” kenang Ahmad Ali.
Tak butuh waktu lama, proyek pun dimulai. Rendi memberikan draft lirik mentah kepada Ali, yang langsung menangkap semangatnya. Dengan gitar bolong dan voice note seadanya, demo awal “Karam” tercipta hanya dalam semalam.
Baca Juga: Jaga Marwah Jogja Istimewa, Praktisi Humas se-DIY Diajak Perkuat Kolaborasi Komunikasi Publik
Meskipun kasar secara teknis, aransemen awal itu memantapkan arah musikal Raw Theory: modern rock dengan semangat vintage 90s yang berani dan emosional.
Secara musikal, “Karam” menegaskan karakter band: riff yang padat, ketukan drum yang memburu, dan vokal dengan ledakan emosi terukur. Pengaruh alternative rock era 90-an terasa kental—mengingatkan pada nama-nama seperti Pearl Jam, Soundgarden, hingga Dewa 19 di masa awal.
Tapi “Karam” bukan nostalgia semata, melainkan reaksi sonik terhadap narasi sejarah yang terlupakan.
Liriknya lahir dari inspirasi novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, yang mengangkat tragedi penghilangan paksa aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. “Kami rasa tema ini penting dan masih relevan. Banyak generasi muda hari ini bahkan belum mengenalnya,” ungkap Rendi Derainway.
Proses kreatif Raw Theory pun terus bergulir. Setelah lirik dan vokal matang, dua personel tambahan bergabung: Rimanda Sinaga dan Akbar Gober. Perekaman dilakukan di Seven Dragons Studio, milik Rimanda sendiri. Mixing dan mastering dipercayakan ke Achmad Gufron dari AG Recorder.
“Meski kami baru, tapi kami ingin menaruh idealisme dan sound yang bisa dikenali. Kami nggak ingin asal bikin lagu. Harus ada ruhnya,” tutur Rimanda.
Rilis digital “Karam” telah tersedia di berbagai platform musik sejak 30 Juni 2025, sementara video klipnya tayang di kanal YouTube Raw Theory pada 11 Juli 2025. Klip tersebut mempertegas narasi lagunya—penuh simbol, atmosfer gelap, dan metafora tenggelamnya suara-suara yang dibungkam.