Krjogja.com - Di tengah ingatan kolektif kita akan Sheyla Majid, Iklim, Search, hingga duet ikonik “Isabella” dari Amy Search dan Inka Christie, lanskap musik Malaysia diam-diam menyimpan denyut lain yang tak kalah menggairahkan—irama ska dan reggae yang dinamis, menyala lewat nama Moda Moody.
Lahir pada 2007, Moda Moody bukan sekadar band. Mereka adalah ensemble musikal yang memadukan ska, reggae, dan indie rock sebagai bahasa untuk menerjemahkan realitas dan identitas.
Baca Juga: Guru-guru Bahasa Indonesia MTsN Bantul Terbitkan Antologi Cerpen
Bersama semangat muda dan kultur lintas batas, grup ini menjadi cermin dari generasi yang menari bebas di antara irama global dan akar lokal.
Awal langkah mereka ditandai dengan rilisan bergelora seperti “Temanku” dan “Tak Mengerti”—dua track penuh ritme ska yang menggoda kaki untuk bergerak.
Tak berselang lama, “Ini Ska”, “Muda Mudi”, dan “Nostalgia Pelangi Mimpi” memperkuat komposisi khas mereka: gaya yang cair namun konsisten, antara eksperimentasi dan kesetiaan pada akar genre.
Baca Juga: Pelatihan Digital Storytelling Bilingual Perkuat Kompetensi Guru SD di Ngemplak Sleman
Puncaknya hadir pada Desember 2009 lewat album penuh bertajuk Dan Rudies Terus Menari. Sepuluh lagu yang memotret kehidupan urban, tawa persahabatan, hingga kontemplasi personal—sebuah pengakuan artistik bahwa mereka hadir bukan hanya sebagai band, tapi sebagai pengarsip rasa dalam bentuk musik.
Kini, setelah hampir dua dekade bersuara, Moda Moody kembali dengan energi baru dalam bentuk mini album bertajuk “Rekam Jejak”, hasil kolaborasi lintas batas bersama label Yogyakarta, DoggyHouse Records. EP ini memuat lima track:
“Rindu Dihembus Bayu” – dengan sentuhan keroncong yang lembut dan melankolis, “Bodoh” – garang namun jujur, “Gadisku di Lantai Tari” – mengundang bergoyang,
“Ska dan Reggae” – deklarasi genre yang mereka peluk, dan “Matahari” – semburat optimisme dalam harmoni.
Khusus aransemen “Rindu Dihembus Bayu” menjadi titik magis dalam EP ini—perpaduan langgam keroncong dan reggae yang mengalir lembut, menghadirkan nostalgia sekaligus kebaruan.
Dikawal oleh Denny Frust sebagai Music Director, proses produksi ini bukan hanya proyek rekaman, melainkan juga jembatan rasa antara dua negara. EP “Rekam Jejak” resmi tersedia di seluruh platform digital mulai 2 Agustus 2025.
Moda Moody juga akan menggelar launching show di Melaka, mempertemukan irama ska Negeri Jiran dengan para penikmatnya. Tak berhenti di sana, mereka bersiap melaju dalam promo tour bertajuk “Rekam Jejak Tour” yang akan menyapa Indonesia pada Februari–Maret 2026, dengan destinasi: Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, hingga Denpasar.
Melalui EP ini, Moda Moody tak hanya merekam jejak musikal mereka—mereka juga menegaskan bahwa ska bukan hanya genre, tapi gaya hidup, semangat, dan jembatan antarbudaya.