Krjogja.com, JAKARTA - Usaha tani yang dijalankan para petani sebagian besar hasilnya masih hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Petani belum mendapatkan keuntungan dan tidak ada jaminan untung dari usaha taninya.
"Petani masih belum untung, bertani masih hanya untuk menyambung hidup sehari-hari," ujar Fadli Zon, Ketua Umum DPN HKTI di Jakarta kemarin.
Kondisi ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani dan tidak terjadinya regenerasi petani. Tidak akan ada generasi muda yang akan tertarik terjun ke dunia usaha yang tidak menguntungkan seperti usaha pertanian. Ini mengkhawatirkan, karena rata-rata usia petani kita diatas 50 tahun.
Baca Juga: Sambut HUT ke-78 SKH Kedaulatan Rakyat Gelar Donor Darah Bareng PMI Bantul
"Muara dampaknya pada produksi dan ketersediaan pangan nasional yang akan terganggu," tegas Fadli Zon.
Himpunan Kerukunan Tani Indinesia (HKTI) memandang kondisi ini sebagai bahaya besar yang harus diantisipasi. Kunci solusi masalahnya adalah usaha tani harus dijamin untung.
"Rumus dasarnya adalah biaya pokok produksi harus diturunkan dan hasil produksi dijamin dibeli dengan minimal 30% dari biaya pokok produksi," tegas Fadli Zon.
Baca Juga: Bank Bapas 69 Dapat Persetujuan OJK Bangun ATM Cardless Cash 24
Tersedianya pupuk yang murah menjadi hal utama untuk menekan biaya pokok produksi usaha tani. Tentunya selain murah juga ketersediaannya dijamin saar dibutuhkan. Minimal pupuk murah dan selalu tersedia ini untuk jenis urea.
Selanjutnya biaya sewa lahan yang tinggi yang ditentukan oleh pemilik lahan harus diturunkan dan diatur oleh regulasi yang jelas. Hal ini penting, karena sewa lahan salah satu biaya pokok produksi yang signifikan.
Juga karena sebagian besar petani adalah petani penggarap, bukan petani pemilik lahan. Regulasi sewa lahan usaha tani ini dibuat sedemikian rupa berdasarkan zonasi lahan yang juga menjamin keuntungan pemilik lahan.
Baca Juga: Ascoltate 40 Paculmas Gali Kesenian Banyumas Sarat Makna
Hal berikutnya adalah tersedianya obat pertanian yang berlabel G atau generik. Selama ini tidak ada obat pertanian yang generik, padahal obat untuk manusia saja ada yang generik. Karenanya membuat obat pertanian yang generik, menurut pandangan HKTI, sangat bisa dilakukan.
"Harga pupuk yang murah, harga sewa lahan pertanian yang tidak mahal dan diatur oleh regulasi yang jelas, dan tersedianya obat pertanian generik, menjadi resep utama jaminan usaha tani untung," tegas Fadli Zon.