Menteri LHK Dampingi Presiden Menerima Pimpinan Dunia Usaha Tinjau Persemaian Mentawir

Photo Author
- Jumat, 3 November 2023 | 13:45 WIB
(Istimewa)
(Istimewa)


KRjogja.com - PENAJAM PASER UTARA - Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya, di Persemaian Mentawir, di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (2/11/2023) menerima 100 CEO. 100 CEO melakukan observasi persemaian, dan menerima penjelasan sejumlah hal terkait persemaian dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) selain berfoto lapangan bersama-sama Presiden dan para CEO.

Di lapangan, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Pemerintah tengah berupaya membangun kawasan IKN sebagai forest city dan Kalimantan yang hijau secara luas. Upaya tersebut dimulai dengan membangun persemaian yang mampu menyediakan bibit pohon dalam jumlah besar, dimana Persemaian Mentawir ini mampu memproduksi bibit dengan kapasitas 15 juta hingga 16 juta bibit per tahunnya.

Berbagai jenis bibit tanaman yang ada di Persemaian Mentawir disiapkan untuk nantinya ditanam di kawasan IKN. Selain itu, bibit-bibit tersebut juga akan didistribusikan ke seluruh wilayah Kalimantan sebagai bagian dari upaya pemulihan lingkungan melalui penanaman penghijauan.

Baca Juga: Ramalkan Pulau Jawa Terbelah Dua, Ternyata Jayabaya Bukan Peramal

Dengan dukungan suplai bibit tanaman dari Persemaian Mentawir, IKN nantinya akan menjadi ibu kota baru yang lebih hijau, begitu juga dengan Kalimantan secara luas. Intinya untuk mengembalikan hutan hujan tropika Borneo.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe serta Pj Gub Kaltim Akmal Malik dan Pj Bupati PPU Marbun.

Produksi Bibit 15-16 Juta Setahun

Sebelumnya ketika mendampingi Presiden Jokowi meninjau Persemaian Mentawir Menteri Siti menjelaskan, Persemaian Mentawir dibangun atas kerja sama dan kolaborasi berapa pihak yaitu KLHK, PUPR, PLN, Telkom dan perusahaan ITM Indo Tambang Megah group. Persemaian ini dapat memproduksi bibit dengan kapasitas 15 hingga 16 juta dalam setahunnya.

"Dibangun cukup lama sejak bulan Juli tahun lalu karena medan yang cukup berat dalam hal cut and fill, sekarang sudah jadi dengan bangunan Mother Plant House Area sebanyak 3 blok, Production House dan Pumping House, Germination House Area 6 blok yang masing-masing blok terdapat 3 bay. Ada sistem penyiraman didalamnya, ada Aclimatization House Area sebanyak 6 blok yang masing-masing 3 bay dan ada Open Growth Area sebanyak 18 blok. Itu sudah jadi semua," papar Menteri Siti.

Menteri Siti juga mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana juga sudah memadai, seperti jalan lingkungan sudah dibangun, embung, serta solar panel untuk tenaga listrik yang akan mendukung listerik dari PLN. Bangunan pendukung lainnya seperti kantor, musholla dan perumahan karyawan, sudah sekesai dan Perapihan dengan taman, pintu gerbang, dan sebagainya sedang terus dilakukan menjelang peresmiannya.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya, Gunung Slamet Bakal Meletus dan Membelah Pulau Jawa

Saat ini di dalam Persemaian Mentawir telah terdapat sekitar 3,98 juta bibit dari rencana 15-16 juta kapasitasnya. Bibit yang telah ada antara lain tanaman kayu seperti belangeran,ulin, meranti, balsa, gaharu, nyatoh, nyamplung, tengkawang, jabon dan sebagainya.

Kemudian terdapat juga tanaman hasil hutan bukan kayu seperti aren, cempedak, duren, jengkol, petai, mangga, manggis, alpukat, sirsak dan lain-lain, serta tanaman estetika seperti tanjung, flamboyan, tabebuya, dan pucuk merah.

"Persemaian Mentawir ini punya arti sangat penting dan dikontrol langsung oleh Bapak Presiden, sebagai penanda bahwa membangun IKN dilaksanakan dengan orientasi hijau. Oleh Bpk Presiden telah ditegaskan sejak awal 2021 persiapan, dan mulai konstruksi persemaian di 2022 hingga sekarang kegiatan konstruksi di IKN," tegas Menteri Siti.

Menteri Siti menyinggung perubahan iklim yang nyata dan ancamannya telah dirasakan seperti udara panas, bahkan di beberapa negara kebakaran hebat dan juga di belahan negara lain banjir yang dahsyat. Perubahan iklim itu terjadi terutama karena emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang sering diukur dengan CO2.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X