Dalam kesempatan itu Wagub DIY juga menyoroti tentang banyaknya warga Yogyakarta yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau kuliah dan hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.
Wagub mengungkap keprihatinannya terkait jumlah perguruan tinggi di DIY sebanyak 110, namun masyarakat asli DIY tidak sampai 10 persen yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. “Masa anak-anak kita hanya menonton saja,” kata Wagub.
Oleh karenanya, ia menyarankan perlu adanya afirmasi di perguruan tinggi bagi anak-anak asli DIY agar kesempatan melanjutkan kuliah bisa lebih luas lagi. Sri Paduka berharap semakin banyak institusi pendidikan di DIY yang memberlakukan kuota khusus bagi masyarakat DIY yang ingin menempuh pendidikan tinggi di DIY.
“DIY memiliki 110 perguruan tinggi, tapi tidak sampai 10 persen masyarakat asli DIY yang bisa melanjutkan pendidikan tinggi di DIY. Karena itu, saya berharap perguruan tinggi di DIY bisa memberikan kesempatan lebih banyak bagi masyarakat asli DIY,” ungkap Sri Paduka.
Baca Juga: Hasto Wardoyo Blusukan ke Teras Malioboro Pakai Hoodie 1929, Doakan PSIM ke Liga 1
Terkait program Beasiswa Istimewa untuk membiayai anak-anak asli DIY bisa kuliah , Wagub DIY mengemukakan bahwa penggunaan dana keistimewaan untuk beasiswa diperkukan kajian akademis dan legalitasnya.
Menyinggung tentang perhatiannya terhadap kesejahteraan Kaum Rois, Wagub menyampaikan bahwa hal itu sudah menjadi pemilikirannya sejak lama. Oleh karenanya akan dibahas lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait.
“Kaum Rois kerjanya 24 jam melayani masyarakat jadi perlu diperhatikan kesejahteraannya,” ujarnya. (Chaidir)
