Ibu tersebut mendapatkan penjelasan bahwa jalur afirmasi memiliki dua kriteria yakni siswa miskin tidak mampu dan jalur Kartu Indonesia Pintar. Namun pada Selasa (1/7/2025) malam, ia mendapat pemberitahuan bahwa anaknya didiskualifikasi.
Ibu tersebut tetap pada pandangan semula dan bertahan agar anaknya tetap di sekolah tersebut. Pasalnya, jalur lainnya sudah ditutup dan ia tidak mempersiapkan opsi lainnya.
"Kami korban di sini ya. Bukan afirmasi bodong atau memanipulasi data dan sebagainya. Mental anak saya kena. Teman-temannya lihat nama dia di jalur afirmasi, lalu menyindir. Teman saya juga bilang saya curang, memiskinkan diri. Padahal saya tidak melakukan itu. Tolong diklarifikasi. Saya tidak manipulasi apapun. Sistem yang menaruh nama anak saya di sana," tandasnya. (Fxh)