Seluruh sistem akan menggunakan teknologi cashless melalui QRIS dan BNIdirect.
Tantangan: Penempatan Guru yang Belum Ideal
Meski program ini menjanjikan banyak hal, tantangan tetap muncul, salah satunya soal penempatan guru.
Sejumlah calon guru yang mengikuti rekrutmen untuk formasi Sekolah Rakyat menyuarakan keberatan terhadap penempatan lokasi yang terlalu jauh dari domisili tanpa persetujuan awal. Hal ini terlihat dalam kolom komentar unggahan Instagram @kemensosri (5 Juli 2025). Salah satu akun, @maulanamsolahudien, menulis: "Mohon pertimbangan, kami merasa berat jika ditempatkan jauh dari domisili tanpa ada konfirmasi seperti ASN CPNS."
Keluhan serupa diutarakan oleh beberapa akun lain. Meski bersifat informal, reaksi ini mengindikasikan adanya potensi masalah yang perlu disikapi serius oleh Kemensos dan kementerian terkait. Jangan sampai upaya menyejahterakan anak-anak lewat pendidikan justru mengabaikan kesejahteraan guru sebagai ujung tombaknya.
Antara Harapan dan Pengawasan
Dengan dukungan banyak kementerian dan sektor swasta, Sekolah Rakyat tampaknya disiapkan sebagai program jangka panjang yang ambisius. Namun, efektivitasnya dalam mengatasi ketimpangan pendidikan harus terus dipantau dan dievaluasi secara berkala.
Pertanyaannya, apakah Sekolah Rakyat benar-benar akan menghadirkan perubahan nyata? Ataukah ia hanya akan menjadi satu dari sekian banyak program simbolik yang redup seiring waktu?
Masyarakat tentu berharap, program ini tidak sekadar menampung angka statistik, melainkan benar-benar menjadi jembatan masa depan bagi anak-anak dari keluarga termiskin Indonesia. (Yusuf Satrio)