Di Sekolah Rakyat ia ingin mewujudkan cita-cita jadi TNI. Bekal untuk masa depannya itu kini mulai disiapkan terutama ilmu serta peningkatan kemampuan fisik.
"Jadi aku sekolah di sini dengan tujuan fokus belajar, meraih cita-cita, serta membanggakan mama," tutur Renata.
Dan hal yang ia senangi di sini salah satunya adalah ikut puasa Senin dan Kamis seperti teman-teman lainnya meskipun itu bukanlah kewajiban.
"Karena puasa Senin dan Kamis itu bisa dibilang sudah kebiasaan tradisi," tegasnya.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Banyak Jalan Tol Sepi
Komdigi Dukung Fasilitas Sekolah Rakyat
Pelaksana Tugas Direktur Ekosistem Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Farida Dewi Maharani menegaskan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak hanya bergantung pada pendidikan akademik, tetapi juga pada pemanfaatan teknologi informasi serta penguatan karakter.
Hal itu disampaikan Farida saat mendampingi kunjungan sejumlah media nasional dan lokal ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 di Bromonilan, Kalasan, Sleman.
“Sekolah Rakyat bukan sekadar memberi pendidikan gratis, tapi juga membuka akses anak-anak untuk belajar dengan pendekatan digital, membangun karakter, dan memperkuat soft skill mereka,” ujar Farida.
Baca Juga: No Pain, No Brain?
Menurut dia, integrasi teknologi dalam proses belajar di sekolah menjadi wujud nyata pemerataan akses pendidikan berkualitas di era digital. Perkembangan teknologi informasi kini menjadi fondasi penting dalam dunia pendidikan.
Melalui sistem pembelajaran digital, siswa dapat memperluas wawasan, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan mengasah kemampuan berpikir kritis serta kolaboratif.
“Teknologi menjadi jembatan bagi anak-anak untuk mengenal dunia lebih luas. Tapi teknologi saja tidak cukup, karakter dan komitmen tetap harus dibangun sejak dini,” tegasnya.
Farida juga menilai konsep Sekolah Rakyat sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencetak generasi unggul dan berdaya saing global. (Sal)