Banyak Lembaga Mengaku Gelar Pendidikan Pesantren, Tapi yang Diajarkan Berbeda

Photo Author
- Senin, 15 Desember 2025 | 10:00 WIB
Menag, Nasaruddin Umar saat di PPM Baitussalam. (Atiek Widyastuti)
Menag, Nasaruddin Umar saat di PPM Baitussalam. (Atiek Widyastuti)

Krjogja.com - YOGYA - Kementerian Agama (Kemenag) menemukan fakta, jika di Indonesia banyak lembaga yang mengaku-ngaku menyelenggarakan pendidikan pesantren. Namun, kenyataannya justru diajarkan tidak sesuai yang semestinya.

"Ya, faktanya kan begitu, ya. Pesantren itu harus belajar kitab kuning. Kan ada, tuh. Mereknya pondok pesantren, tapi kok begitu? Nah, kita inginkan nanti pondok pesantren itu betul-betul mempersembahkan penghayatan pengamalan keagamaan kepada masyarakat," ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, ketika ditemui di Pondok Pesantren Modern (PPM) Baitussalam Prambanan, Senin (14/12/2025).

Kehadiran Menag tersebut untuk memberikan tausiyah dan pengarahan kepesantrenan. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua Badan Wakaf PP Baitussalam Hidayat Nur Wahid dan Bupati Sleman Harda Kiswaya.

Baca Juga: Safari ke Jabar, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Ajak Pengurus NU Perkuat Layanan Umat

Menag menegaskan, pesantren sejatinya harus mengajarkan sikap-sikap toleransi terhadap agama dan warga lain. Menjunjung tinggi asas kemanusiaan itu sendiri. Sesuai dengan asasnya pondok pesantren.

Pihaknya menyoroti keberadaan PPM Baitussalam yang berdampingan antara candi dengan rumah ibadah. Bagaimana para Wali Songo akrab dengan pimpinan agama lain. "Ini Indonesia banget ini, ya. Jadi ini yang harus kita lestarikan," jelasnya.

Apa yang Menag lihat di PPM Baitussalam tersebut akan dijadikan referensi dalam rangka pembentukkan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren. Satu dari lima Dirjen baru yang diusulkan Kemenag.

Pihaknya ingin mendefinisikan ulang apa itu pesantren.

Baca Juga: Polres Temanggung Curanmor Berkeliaran Memburu Target

"Jadi pesantren itu tidak boleh identik dengan keterbelakangan dan kekumuhan. Tapi harus punya corak masa depan yang lebih baik. Lebih menjanjikan, tanpa meninggalkan unsur-unsur vital yang harus dipertahankan di pondok pesantren itu sendiri. Saya lihat PPM Baitussalam ini memiliki kombinasi yang sangat ideal untuk sebuah pesantren masa depan," jelasnya.

Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua Badan Wakaf PPM Baitussalam Hidayat Nur Wahid mengungkapkan, kehadiran Menag di PPM Baitussalam bisa menguatkan karakter bangsa, keumatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dengan semangat besarnya adalah Baitussalam, rumah perdamaian.

PPM Baitussalam berdampingan dengan Candi Hindu dan Candi Budha. Ini menghadirkan komunitas yang menghadirkan komitmen untuk melanjutkan apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah. Diperjuangkan oleh para Bapak Bangsa.

Baca Juga: Krisis Kehadiran Publik

"Dengan pendekatan inilah insyaallah pendidikan menjadi betul-betul membawa kepada realisasi dari apa yang dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar kita. Yaitu meningkatnya keimanan, ketakwaan, akhlak yang mulia, tapi yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan kita semuanya hadir untuk itu," jelasnya. (Awh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X