pendidikan

Mengenang CBSA-nya Bu Sam yang 'Mendalam' Daging

Kamis, 29 Mei 2025 | 18:12 WIB
Yudha Kurniawan (Dok. Pribadi)

NAMANYA Bu Saminem, mengajar saya di kelas IV-B SD Cepit IV, persisnya pada tahun ajaran 1987/1988. SD Cepit IV sekarang sudah tidak ada, karena adanya kebijakan regrouping maka di tempat saya sekolah dahulu, sekarang berdiri SD Negeri Bakalan, hasil penggabungan SD Cepit I, SD Cepit II, dan SD Cepit IV.

Pertimbangan orang tuaku menyekolahkan semua anaknya di SD Cepit IV karena jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah kami. Sekolah ini dahulu lumayan mentereng, muridnya banyak sehingga mengoperasikan dua kelas paralel di setiap tingkatan.

Maka ketika ada regrouping, SD Cepit II di Kampung Kojo yang muridnya sedikit, hijrah ke kampus SD Cepit IV di Kampung Bakalan Pendowoharjo Sewon, sehingga nama sekolahnya menjadi SD Negeri Bakalan. Saat duduk di kelas IV-B SD Cepit IV, saya kebagian masuk sekolah di siang hari.

Waktu itu dengan paralel dua kelas di setiap tingkatan, SD Cepit IV kekurangan ruang kelas. Walhasil kelas I, II, V, dan VI masuk pagi, sedangkan kelas III dan IV masuk siang.

Bu Saminem mengajar saya di kelas IV-B sebagai guru kelas, artinya beliau mengajarnya hangabehi. Semua mata pelajaran di kelas IV-B Bu Sam yang mengampu, kecuali Pendidikan Agama Islam yang diampu Pak Amir Turmudzi, dan guru olahraga Pak Sumijan.

Saat mengajar saya, Bu Saminem belum terlalu senior, sedangkan kelas IV-A diasuh Pak Thomas Suhirman seorang guru senior yang usianya nampaknya sebaya kakek saya. Saat mengajar, beliau sering memotivasi kami agar menjadi anak pintar haruslah mengamalkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Saat itu, para murid memegang buku wajib terbitan PN Balai Pustaka versi kurikulum 1984, yang dipinjamkan oleh sekolah. Halaman awal setelah cover tertulis kalimat sakral, buku ini milik negara, dipinjamkan kepada murid SD, untuk dibawa pulang, pelajarilah isinya baik-baik, rawatlah jangan sampai rusak, tahun depan adik-adikmu yang akan menggunakan buku ini.

Selain itu, guru kami juga menganjurkan (tidak wajib) untuk memiliki buku terbitan PT Intan Pariwara Klaten. Seingat saya, Bu Saminem banyak memanfaatkan buku ini dalam mengajar, yang menarik di sampulnya tertulis kalimat sakral yang sering diucapkan Bu Sam, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Sebagai murid, saya sangat terkesan dengan profesionalitas Bu Sam dalam mengajar. Tentu kesan itu tidak muncul seketika saat saya mengikuti pelajaran di kelasnya dahulu kala.

Penilaian saya kepada Bu Sam justru muncul setelah saya dewasa dan bekerja sekian lama di BPMP DIY. Di kelas kami, Bu Sam membentuk beberapa kelompok dengan komposisi anggota berimbang.

Melalui tugas berkelompok ini nampaknya Bu Sam dengan CBSA-nya mendorong keaktifan para murid. Semua kelompok diberikan waktu untuk bersama berdiskusi mempelajari materi berikut mengerjakan tugasnya.

Selanjutnya masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil kerja barengnya. Namanya juga anak-anak, ada yang memang pemberani (meski waton suloyo) sehingga aktif berpendapat, ada pula yang pendiam.

Bu Sam tidak melihat sisi keaktifan anak hanya karena berani tampil saja. Muridnya yang pendiam bukan berarti pasif, wong nyatanya anak-anak model beginian malah mampu menyusun sebuah laporan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kelompoknya. Nampaklah Bu Sam memahami karakteristik muridnya, sebuah sikap profesional seorang guru.

Beliau mengoptimalkan semua muridnya untuk memiliki kesadaran berpartisipasi aktif sesuai potensi masing-masing. Hari ini saya sadar, Bu Sam yang tamatan SPG telah mengajari muridnya yang masih anak-anak untuk memahami arti mengkomplementasi potensi.

Dalam hal mengerjakan tugas matematika, tentu yang jago perkara hitung-menghitung memimpin dan membantu teman di kelompoknya agar memahami materi. Lain perkara dalam tugas berbau prakarya, tentu yang memiliki daya apresiasi seni jagonya, teman yang lain membantu mengerjakan sesuai petunjuk sang seniman.

Halaman:

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB