KRjogja.com - SLEMAN - Namanya Ikhsan Fajar Susandi. Ikhsan adalah seorang siswa Sekolah Rakyat MA 20 yang berlokasi di Bromonilan, Kalasan, Sleman.
Saat bertegur sapa dengan Farida Dewi Maharani selaku Plt. Direktur Ekosistem Media Dirjen Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi), secara tegas Ikhsan mengaku jika dirinya bercita-cita menjadi Bupati Kulonprogo.
Perbincangan tersebut berlangsung saat Farida Dewi Maharani yang didampingi Kepala Sekolah Reti Sudarsih SPd mengunjungi kelasnya, Jumat (7/11/2025).
Kunjungan ke SRMA 20 ini untuk memfasilitasi belasan media menyaksikan langsung kehidupan dan kegiatan para siswa di Sekolah Rakyat.
Baca Juga: Berikan Perlindungan Optimal, INFA & PORT Kampanyekan Keselamatan Pelayaran
"Keinginan dan cita-cita saya menjadi Bupati Kulonprogo. Satu, karena saya ingin cita-cita saya itu tidak hanya sekedar untuk diri saya sendiri tapi juga bisa bermanfaat untuk orang banyak," ucap warga Hargowilis, Kokap, Kulonprogo ini. Memimpin Kulonprogo jadi pilihan karena merupakan kampung halamannya.
"Ide menjadi bupati itu awalnya dari banyak buku yang saya baca. Dari situ saya termotivasi untuk menjadi seorang bupati," ucap Ikhsan.
Ia menyebut sejumlah buku yang telah dibaca dan menginspirasi diantaranya adalah biografi Chairul Tanjung, buku Dato Sri Tahir hingga buku psikologi Carol S Dweck.
"Think and Grow Rich karya Napoleon Hill juga menginspirasi saya dan baru saya proses pembacaan saya saat ini," tambahnya.
Sekolah Rakyat yang sedang ditempuhnya ini, Ia yakini bakal jadi jembatan dirinya menggapai cita-cita. Karena fasilitas asrama diakuinya lebih baik dari rumahnya. "Lantainya keramik, ada AC, ada kasur, kalau di rumah lantainya belum keramik, terus kasurnya tidak seempuk sini dan rumah tak ada AC," ungkapnya.
Baca Juga: Pimpinan Pondok Buntet Pesantren Dukung Soeharto Jadi Pahlawan, Ini Alasannya
Sementara, Renata Merah Delima yang berasal dari Kalasan Sleman menceritakan Sekolah Rakyat itu ternyata memang menjanjikan sehingga bisa meringankan beban orangtuanya.
Ayah Renata yang telah tiada enam tahun lalu, membuat sang Ibu menjadi tulang punggung tunggal bagi kehidupan Renata dan kakaknya. "Ibu sekarang jadi ibu rumah tangga, kerja di rumah, jual snack sama catering," ucap Renata.