Krjogja.com - Keberhasilan pengelolaan sekolah tidak hanya ditentukan oleh kerja internal kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikannya saja.
Sekolah membutuhkan jejaring, ekosistem, dan dukungan lintas pihak, agar visi dan misinya terwujud, serta keberadaannya dapat menyajikan layanan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.
Agus Istiyadi (Pak Agus), Kepala SMP Negeri 1 Sleman, telah menyampaikan praktik baiknya dalam menjalin jejaring kolaborasi pada Rabu 26 November 2025 di Hotel Grand Rohan.
Pak Agus tampil sebagai salah satu narasumber Bimbingan Teknis (Bimtek) Kemitraan Akselerasi Inovasi dan Fasilitasi Penjaminan Mutu Pendidikan yang digelar BPMP DIY.
Materi yang disampaikannya adalah pengalaman nyata, yang terbukti memberi manfaat dalam mendukung layanan pendidikan di sekolahnya.
Tim Pubkom BPMP DIY mengemas gagasan/materi yang telah disampaikan Pak Agus menjadi tulisan ini, sebagai bentuk advokasi agar tersebar luas kepada kepala sekolah, guru, maupun pemangku kepentingan pendidikan lainnya.
Sekolah Janganlah Berjalan Sendiri
Pak Agus menjelaskan bahwa kolaborasi jejaring pendidikan di SMP Negeri 1 Sleman dibangun di atas landasan kuat filosofi Ki Hajar Dewantara, khususnya konsep Catur Pusat Pendidikan. Menurutnya, sekolah seyogyanya tidak berjalan sendirian.
Lingkungan keluarga, masyarakat, dan media harus mendukung, agar pendidikan benar-benar hidup dan memberi manfaat. Sinergi empat lingkungan inilah pijakan utama setiap langkah pengembangan sekolah.
Melalui kolaborasi ini, Pak Agus hendak mencapai beberapa tujuan besar. Pertama, meningkatkan mutu pembelajaran, melalui sumber belajar yang lebih kaya maupun pengalaman belajar yang lebih luas bagi siswa.
Kedua, kolaborasi ini untuk memperkuat karakter siswa, sesuai branding sekolah sebagai lembaga yang “Berkarakter dan Berprestasi”. Jejaring ini dapat menjadi ruang untuk mencari solusi bersama terhadap berbagai tantangan pendidikan, termasuk isu kenakalan remaja yang semakin kompleks.
Pak Agus menyadari untuk mencapai tujuan, perlu dukungan maksimal dari berbagai elemen, terutama orang tua dan wali murid. Keterlibatan mereka sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan seutuhnya.
Kemitraan yang Dikelola dengan Hati
Dalam menjalin kemitraan, Pak Agus menerapkan konsep “Pendekatan Tanpa Marah”. Hal ini untuk memastikan hubungan yang sehat, hangat, dan produktif. Bagi Pak Agus, kemitraan yang kuat tidak lahir dari tekanan, tetapi dari sikap keterbukaan dan saling menghargai.
“Tanpa Marah” bukan ajakan menahan emosi, melainkan singkatan dari nilai-nilai yang menjadi dasar manajemen kemitraannya. Pak Agus memulai dengan Transparan, memastikan semua informasi dan kebijakan disampaikan secara jelas dan apa adanya.