pendidikan

PID Hidupkan Pembelajaran Mendalam di SMP Maria Immaculata

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:23 WIB
Kepala SMP Maria Immaculata Yogyakarta, Y. Sigit Prasetyo (Foto: Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Deretan bangku kelas di SMP Maria Immaculata Yogyakarta kini tak lagi sekadar menghadap papan tulis konvensional. Papan Interaktif Digital (PID) hadir sebagai medium baru yang mengubah cara guru mengajar dan murid belajar.

Suasana kelas menjadi lebih hidup, dialogis, dan bermakna, sejalan dengan semangat pembelajaran mendalam.

Kepala SMP Maria Immaculata Yogyakarta, Y. Sigit Prasetyo, optimis pemanfaatan PID mampu menghadirkan paradigma pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berdampak nyata pada pemahaman murid.

Hal itu diungkapkan kepada Yudha Kurniawan dari BPMP DIY, saat kunjungan monitoring dan evaluasi distribusi serta pemanfaatan PID, Senin (15/12/2025).

Baca Juga: MTsN 9 Sleman Terima Piagam Penghargaan Adiwiyata Nasional

“PID bisa memberikan kontribusi untuk peningkatan mutu pembelajaran. Kami bersyukur mendapat bantuan ini dari pemerintah melalui program strategis digitalisasi pembelajaran. PID dapat dioptimalkan sebagai sarana pendukung untuk menstimulasi terlaksananya pembelajaran mendalam,” tutur Sigit.

Bagi Sigit, kehadiran PID bukan semata soal perangkat teknologi. Lebih dari itu, PID menjadi pemantik perubahan budaya belajar di sekolah.

Guru didorong untuk merancang pembelajaran yang interaktif, memanfaatkan visual, simulasi, dan diskusi berbasis digital. Dengan demikian, murid tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mengolah, memahami, dan merefleksikannya.

Transformasi ini, diakui Sigit, sekaligus menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam memotivasi guru-guru senior. Masih ada yang merasa teknologi adalah wilayahnya guru muda, sementara mereka yang mendekati masa purnabakti menganggap belajar teknologi bukan lagi kebutuhan mendesak.

Baca Juga: Tendik Fakultas Vokasi ITNY, Lolos Sertifikasi Kompetensi Tendik Vokasi 2025

“Pandangan seperti itu perlu diluruskan. Menjadi guru berarti menjadi pembelajar sepanjang hayat, sampai pensiun sekalipun,” tegasnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Sigit membentuk tim pendamping internal. Guru-guru yang lebih muda dan memahami teknologi informasi ditugaskan mendampingi rekan sejawat yang senior.

Pendekatan kolegial ini terbukti efektif. Ketika didampingi oleh sesama guru, rasa sungkan berkurang, semangat belajar tumbuh, dan kompetensi digital perlahan meningkat.

Aksi nyata ini diwujudkan melalui agenda Hari Guru Belajar, di mana sekolah secara khusus menjadwalkan bimbingan pemanfaatan PID dengan dukungan tim IT. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat adaptasi guru terhadap pembelajaran digital dan memperkuat implementasi pembelajaran mendalam di kelas.

Baca Juga: Ini Dia RUPM Kabupaten Purworejo Menuju Gerbang Investasi di Selatan Jawa

Halaman:

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB